Nining mengisahkan kepada Badri memiliki niat membantu para tetangganya keluar dari jurang ekonomi yang menghimpit mereka, yakni dengan mengajak tetangganya yang lain bernama Mardianto seorang pemilik tempat kursus jahit dan konveksi.

Gayung bersambut. Mardianto pun mendukung ide Nining untuk melatih para ibu menjahit.

Mardianto mempersilakan mesin-mesin jahit yang ada di tempatnya dimanfaatkan untuk berlatih. Begitu juga sisa kain dan benang yang tidak dipergunakan lagi, boleh digunakan.

Niat baiknya itu, Nining sampaikan kepada Lurah Sindang Sari dan istrinya. Nining pun kembali mendapat dukungan, terlebih dari Enny Wulan yang merupakan istri Lurah yang juga menjabat sebagai Ketua TP PKK Kelurahan Sindang Sari yang mahir dalam bidang fashion.

BACA JUGA :  Bakwan Jagung Udang, Menu Makan Sederhana yang Praktis

Awal September 2020, ide Nining pun terwujud. 15 ibu menyatakan dan berkeinginan bergabung dalam gerakan Harapan Antar Sesama (HAS) Sabilulungan.

Di tengah kesibukannya, Enny bergantian mengajar dengan dua ibu yang sudah berpengalaman. Awal menjahit, mereka belajar membuat masker dengan memanfaatkan potongan kain sisa.

BACA JUGA :  Wilayah Garut Diguncang Gempa M 6,5, Getaran Terasa Hingga Bogor

Selepas dipromosikan, hasil karya (masker) ada yang berminat membeli. “Penghasilan pertama dipakai buat modal membeli peralatan jahit. Dan sisanya dibagi keuntungan, masing-masing mendapatkan 45 ribu,” kenang Nining.

Usai membuat masker, 4 bulan berjalan mereka sudah bisa menghasilkan keset, sarung bantal, taplak meja, ikat rambut kain dan membuat kain perca. (B. Supriyadi)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================