La- nina
Pengendara motor memacu kendaraannnya saat hujan deras di Jakarta Pusat, Rabu (4/11/2020). BMKG menghimbau masyarakat untuk mewaspadai fenomena hidrometeorologi dampak La Nina yang berpotensi memicu peningkatan curah hujan 20-40 persen dari biasanya yang disertai angin kencang dan gelombang tinggi sehingga bisa berakibat banjir dan longsor. SP/Joanito De Saojoao.

“Indeks ENSO II Desember 2021 menunjukkan ENSO dalam kondisi La Nina. BMKG memprakirakan kondisi ENSO La Nina Lemah hingga Moderat akan berlangsung hingga Mei-Juni-Juli 2022.” Ujar BMKG pada analisis dasarian II Desember 2021 dikutip oleh Youri Sabtu (25/12/2021).

Secara singkat, La-Nina merupakan kondisi anomali suhu permukaan laut Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin daripada kondisi normalnya. Lalu anomali suhu tersebut akan diikuti oleh perubahan sirkulasi atmosfer di atasnya berupa peningkatan angin pasat timuran lebih kuat dari kondisi normalnya, dan telah berlangsung beberapa bulan (2-3 bulan) sehingga di Indonesia akan berdampak pada peningkatan curah hujan yang signifikan terutama pada wilayah timur.

BACA JUGA :  Makan Banyak saat Lebaran Naikan Berat Badan? Ini Dia 5 Minuman Bantu Turunkan BB

Memang La-Nina terlihat seperti berdampak baik karena meningkatkan curah hujan, tapi fenomena inilah yang malah menjadi penyebab banjir dan longsor di berbagai daerah di Indonesia.

Belum lagi, peningkatan curah hujan yang berlebihan juga mengancam tanaman pangan di Indonesia yang berantai pada naiknya harga karena turunnya kuantitas dan kualitas hasil panen. Peningkatan curah hujan mirip Mie Goreng. Ia menjadi penyelamat ketika lapar. Namun, seperti juga Mie Goreng, ia bisa mengganggu kesehatan bila dikonsumsi berlebihan.

BACA JUGA :  Benarkah Sakit Kepala Bisa Sembuh dengan Minum Teh? Simak Ini

Maka dari itu, diperlukan mitigasi berupa peringatan dini yang gencar dilakukan terutama pada wilayah yang peluang terdampaknya tinggi. Lalu diberikan juga pembinaan untuk para petani terkait La-Nina agar dapat menghindari penurunan kualitas dan kuantitas hasil panen. (*)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================