Waspada !! 6 Bahaya Skincare yang Mengandung Steroid

BOGOR-TODAY.COM, BOGOR – Pernahkah Anda mendengar skincare yang mengandung steroid?

Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang didapat dari hasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid merupakan kelompok senyawa yang penting dengan struktur dasar sterana jenuh dengan 17 atom karbon dan 4 cincin.

Steroid topikal adalah cara mudah untuk merawat organ terluar dari tubuh manusia, yaitu kulit. Bahan ini dianggap sebagai pengobatan andalan dari banyak kondisi dermatologis karena dapat diterapkan langsung ke daerah yang terkena dan memiliki lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan steroid oral.

Steroid topikal tersedia dalam berbagai bentuk, seperti salep, krim, losion, gel, dan bahkan bubuk. Bentuk salep adalah yang paling manjur dari kelimanya, yang lain mungkin lebih sesuai untuk kondisi tertentu. Misalnya, karena bedak pandai menyerap kelembapan dan menutupi area kulit yang luas, bedak mungkin lebih baik untuk mengobati kondisi seperti jamur kaki atau ruam popok.

Meskipun steroid topikal memiliki manfaat besar dalam mengurangi peradangan, kandungan ini juga dapat menyebabkan berbagai efek samping tertentu.

Banyak dari efek-efek ini terkait dengan penggunaan jangka panjang, tetapi yang lain dapat terjadi dalam beberapa hari setelah memulai perawatan. Efek samping atau bahaya yang ditimbulkan berkisar dalam tingkat keparahan dari ringan dan sementara, hingga permanen.

Dilansir dari Verywell Health, berikut adalah berbagai bahaya skincare mengandung steroid. Simak selengkapnya di sini yuk!

  1. Takifilaksis
BACA JUGA :  Ribuan Warga Serukan DOB Bogor Barat di Leuwiliang, Dihadiri Pj Bupati dan Jaro Ade

Takifilaksis adalah penurunan cepat dalam respons terhadap steroid topikal karena penggunaan yang berulang. Penggunaan steroid yang berlebihan dapat menyebabkan kulit mengembangkan toleransi terhadap obat, sehingga menjadikannya tidak berguna.

Ketika ini terjadi, Bunda yang menggunakan skincare cenderung akan meningkatkan dosis atau menerapkan steroid lebih sering, yang dapat meningkatkan toleransi seseorang terhadap obat tersebut. Efeknya biasanya dapat diatasi dengan menghentikan pengobatan selama tujuh hari dan kemudian mulai menggunakannya kembali.

  1. Rosacea steroid

Penggunaan steriod topikal dalam waktu lama pada wajah dapat menyebabkan rosacea. Rosacea adalah kondisi kulit umum yang menyebabkan kemerahan dan pembuluh darah yang terlihat di wajah. Ini juga dapat menghasilkan benjolan kecil berisi nanah.

Tanda-tanda dan gejala-gejala ini dapat muncul selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan dan kemudian hilang untuk sementara waktu.

  1. Atrofi kulit

Penggunaan steroid topikal secara berulang pada area yang sama dapat menyebabkan penipisan epidermis atau lapisan luar kulit, dan menyebabkan perubahan jaringan ikat dermis atau lapisan tengah kulit.

Bila hal ini terjadi, kulit bisa merosot, menjadi kendur, berkerut, dan berkilau. Area wajah yang terkena dapat terlihat lebih tipis dari kulit di sekitarnya dengan spider vein yang terlihat, hipopigmentasi, dan penonjolan vena di bawahnya secara tiba-tiba.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Sabtu 18 Mei 20249

Atrofi biasanya akan membaik setelah penggunaan steroid dihentikan, tetapi mungkin diperlukan waktu berbulan-bulan agar kulit menebal menjadi normal.

  1. Tanda peregangan

Penggunaan skincare dengan steroid topikal berulang di area di mana kulit menyentuh kulit, seperti selangkangan dan ketiak, dapat menyebabkan stretch mark. Stretch mark dari penggunaan steroid topikal bersifat permanen dan tidak dapat diubah.

Kulit bisa terasa sangat gatal dan mungkin memerlukan steroid dengan tingkat yang lebih rendah untuk mengobati gatal.

  1. Menurunkan kemampuan kulit mengatasi infeksi

Karena steroid topikal mengubah cara kerja sistem kekebalan, zat ini dapat menghambat kemampuan kulit untuk melawan infeksi bakteri dan jamur.

Misalnya, ketika Bunda mengoleskan steroid topikal ke ruam yang gatal. Jika penyebabnya adalah jamur, ruam akan menjadi lebih merah, gatal, dan menyebar lebih luas daripada infeksi jamur biasa. Hal ini dapat menyebabkan kondisi yang disebut Tinea incognito, yaitu ruam meradang dengan nanah yang terlihat.

  1. Glaukoma

Glaukoma adalah penyakit yang menyebabkan tekanan di dalam mata meningkat hingga merusak saraf optik. Ada laporan dari orang yang mengembangkan glaukoma setelah penggunaan steroid topikal jangka panjang di sekitar mata.

Belum diketahui secara jelas bagaimana hal ini terjadi, tetapi diyakini bahwa cukup banyak steroid yang dapat diserap di jaringan sekitarnya untuk masuk ke dalam mata. (net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================