Debu-debu jalanan timbul akibat banyak jalan-jalan rusak karena selalu dilalui truck ukuran besar atau truk tambang.
“Dulu parah sebelum tahun 2019 truk gak ada aturannya setiap saat bisa jalan. Nah, karena dulu banyak kecelakaan meninggal. Kalau sekarang sudah ada pengaturan. Pengaturannya yang ban jumlahnya ban 12 itu bisa jalan jam 10 malam ke atas. Tapi truk biasa tetap bisa lewat,” ujar Taufiq.
Dia tak tinggal diam. Beberapa kali, dia bersama warga turun ke jalan agar pemerintah Kabupaten Bogor mencari solusi.
Diakui Taufik, Pemkab Kabupaten Bogor pernah mewacanakan akan membuat jaringan jalan baru peruntukkan truk-truk tambang. Rencana diembuskan pada 2019 silam. Namun, sampai saat ini tak ada kejelasaan.
“Ada rencana dibangunkan jalur khusus cuman tidak terelaisasi sampai hari ini cuma janji-janji belaka,” terang dia.
Taufik kini menggatungkan harapan pada Pemprov Jabar. Tak muluk-muluk, ia hanya ingin jalanan segera bisa diperbaiki supaya aktivitas warga dan perekonomian berjalan lancar. Selain itu, jalur khusus truk tambang segera terbangun.
“Karena kalau tidak seperti itu, jalanan akan kembali rusak setelah diperbaiki,” tandas dia. (net)