BOGOR-TODAY.COM, BOGOR – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menepis beredarnya isu mengenai penyebaran varian Omicron melalui chemtrails (teori konspirasi jejak kimia, red). Isu ini muncul dari pernyataan yang dilontarkan oleh Ali Ridho Assegaf yang akrab disapa Babeh Aldo yang beredar di media sosial.

Selain itu, warganet di Buah Batu, Kota Bandung, Jawa Barat, pada 7 Februari 2022 juga merekam fenomena tersebut. Dalam video itu menampilkan awan mirip sisa pesawat.

Melansir dari akun tweeter @infohumas BMKG, Kamis (17/2/2022), Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Klimatologi, Urip Haryoko, menyebut isu chemtrails membuat kepanikan publik.

Menurut dia, Chemstrails adalah gabungan chemistry (kimia) dan trails (jejak), sebagai penyebaran zat kimia tertentu (biasanya beracun/berbahaya) melalui pesawat terbang. Penyebarannya dilakukan dari udara, maka dampak terhadap paparan zat kimia ini dirasakan secara luas, sulit dimitigasi

Kata Urip, berdasarkan penelitian yang ditulis J. Marvin Herndon dan timnya berjudul Chemtrails are Not Contrails: Radiometric Evidence menyebut bahwa sampai saat ini, klaim chemtrails dan dampak negatifnya tidak terbukti.

“Laporan yang tayang di Journal of Geography, Environment and Earth Science International, Maret 2020 menyatakan belum ada laporan resmi atau publikasi ilmiah yang menyebutkan keberadaan, serta akibat buruk yang dapat ditimbulkan,” kata Urip.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor Hari Ini, Selasa 7 Mei 2024

Salah satu kajian menunjukkan bahwa klaim chemtrails tidak benar, sambung Urip karena tidak ada kandungan zat kimia yang berbahaya dari jejak yang ditinggalkan oleh pesawat terbang.

Urip menyebut, apa yang disebut chemtrails yaitu condensation trails atau sering disingkat sebagai contrails. Contrails adalah fenomena yang terjadi di udara akibat emisi dari mesin jet pesawat terbang yang bertemu dengan udara pada temperatur yang sangat rendah.

Proses pembentukan contrails diinisiasi oleh emisi uap air pada temperatur tinggi dari mesin jet pesawat terbang yang dengan cepat bertemu dengan udara pada temperatur yang sangat rendah. Pertemuan ini berturut-turut dilanjutkan dengan proses kondensasi dan proses sublimasi.

Proses ini dapat disetarakan dengan proses pembentukan awan. Namun, keberadaan contrails di udara bergantung pada kondisi atmosfer seperti penyinaran matahari, perbedaan temperatur, dan wind shear (perubahan instan arah dan kecepatan angin).

Pada kondisi atmosfer yang stabil, contrails dapat bertahan lama dan menyebar secara lateral. Contrails menjadi fenomena yang penting mengenai pemanasan global karena keberadaannya di lapisan udara yang tinggi dapat memiliki karakter yang mirip dengan awan cirrus.

BACA JUGA :  Kecelakaan Bus Rombongan Wisatawan di Malang Terguling di Tanjakan Arah Pantai Balekambang

Awan cirrus merupakan awan pada lapisan udara tinggi yang dapat memantulkan balik radiasi gelombang panjang kembali ke permukaan bumi. Akibatnya temperatur di permukaan bumi dapat menjadi lebih panas dari kondisi normalnya.

Urip mengatakan ada dua pendekatan untuk menjawab kesalahan informasi mengenai fenomena contrails dan wabah Omicron. Pertama, Arias-Reyes, et al. yang berjudul Does the pathogenesis of SARS-CoV-2 virus decrease at high-altitude?.

Respiratory physiology & neurobiology menyimpulkan bahwa proses pembentukan unsur patogen (berbahaya) dari virus SARS-CoV-2 berkurang pada lokasi dengan elevasi tinggi.

Urip memaparkan bahwa virus tidak dapat bertahan lama pada lingkungan seperti ini karena minimnya lapisan oksigen. Contrails biasanya nampak pada ketinggian 7.000 meter sampai dengan 13.000 meter dengan lapisan oksigen yang sangat tipis.

Kedua, jika terdapat virus SARS-CoV-2 keberadaan sinar ultraviolet (UV) di udara mematikan virus ini sehingga tidak dapat menyebar secara luas dan sampai ke permukaan.

Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa chemtrails dan penyebaran Omicron merupakan informasi yang tak tepat dan dibuat untuk menciptakan keresahan masyarakat. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================