Padahal, sebelum pandemi Covid-19 harga daging sapi karkas masih Rp 85.000 per kg. Harga kemudian terus mengalami kenaikan hingga saat ini.

Sebagai Komisaris Utama pabrik pakan ternak PT WIN AGRI JAYA, Wandi juga membeberkan awal mula alasan harga jual RPH kepada pedagang daging sapi naik.

Hal itu disebabkan oleh kenaikan harga pakan ternak yang berakibat pada naiknya biaya perawatan sapi.

“Sehingga harga pokok penjualan (HPP) naik semua. Untuk pakan ternak sapi (konsentrat) saja itu naik dari Rp 3.100 per kg menjadi Rp 3.300 per kg,” jelas Wandi.

Adapun bahan pakan ternak sapi merupakan hasil bahan baku campuran dari bungkil kedelai (soya bean meal) yang dianggap menjadi sumber protein tinggi bagi pakan sapi.

Untuk harga Soya Bean Meal saat ini, yaitu Rp 9.800 per kilogram. Harga ini memgalami kenaikan dari sebelumnya hanya berkisar Rp 8.600 per kilogram.

“Peternak lokal kesulitan mengenai harga pakan ternak sebagai bahan baku. Karena pakan ternak naik, jadi harga sapi lokal di Indonesia mau enggak mau naik juga,” pungkasnya.

Wandi menjelaskan, tak hanya harga daging sapi lokal yang mengalami kenaikan, harga sapi impor juga.

Sebelumnya, harga sapi impor yang masih hidup yakni sebesar Rp 52.000 per kg. Kemudian mengalami kenaikan menjadi Rp 57.000 per kg.

BACA JUGA :  Punya Nangka Muda di Rumah? Mending Dibuat Ini

Sapi yang dibeli dari importir tersebut harus dirawat terlebih dahulu selama kurang lebih 120 hari oleh peternak di Indonesia untuk masa pemulihan.

Dengan diberi pakan ternak yang sudah mahal untuk proses penggemukan, harga sapi impor terlebih dahulu naik dibandingkan harga sapi lokal.

Barulah setelah dipotong dan dijual kepada pedagang, baik harga daging sapi lokal maupun harga daging sapi impor memgalami kenaikan.

“Untuk harga daging sapi impor karkas sebelumnya Rp 102.000 per kg. Sekarang naik jadi Rp 107.000 per kg,” pungkas Wandi.

Sementara, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan (Bapokting Kemendag) Isy Karim bersuara mengenai harga daging yang merangkak naik.

Isy mengatakan bahwa saat ini harga daging sapi relatif stabil, yaitu sebesar Rp127,400 per kilogram atau naik sekitar 0,63 persen dibandingkan bulan lalu. Kenaikan ini diperkirakan akibat fluktuasi harga bahan pokok secara dunia yang terjadi terus menerus.

“Kenaikan harga kedelai dan daging sapi ditengarai terjadi akibat adanya commodity super cycle yang terjadi di seluruh dunia,” ujar Isy belum lama ini.

Selain fenomena commodity super cycle, Isy memperkirakan harga akan terus naik dalam beberapa bulan ke depan akibat harga sapi Australia mengalami kenaikkan.

BACA JUGA :  10 Manfaat Sawi Putih Untuk Kesehatan Tubuh

“Khusus daging sapi, dalam beberapa bulan kedepan harga diperkirakan masih akan mengalami kenaikan diatas harga acuan dikarenakan kenaikan harga sapi bakalan di negara asal khususnya Australia,” kata Isy.

Melihat harga rata-rata daging sapi sejak 2017 hingga 2019 cenderung stabil di kisaran Rp117,000 sampai dengan Rp119,000 per kilogram. Baru pada 2020, harga daging sapi secara perlahan mengalami kenaikan sebagai dampak kebijakan depopulasi sapi hidup dari Australia akibat terjadinya kebakaran hebat di negara pemasok utama sapi bagi Indonesia tersebut.

Isy mengatakan bahwa guna menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga daging sapi pemerintah berupaya untuk menyediakan alternatif terhadap daging segar. Alternatif tersebut berupa daging sapi beku dan daging kerbau beku sehingga masyarakat tetap bisa mendapatkan asupan protein hewani dengan harga terjangkau.

Dia turut menekankan bahwa pemerintah mengutamakan pengadaaan dari dalam negeri dalam memenuhi kebutuhan barang kebutuhan pokok masyarakat

“Adapun impor adalah opsi terakhir yang dilakukan pemerintah apabila memang produksi dalam negeri tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan,” tutup Isy. (*)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================