Selamatkan Keanekaragaman Hayati Serta Penguat Stakeholder Melalui SMIAS

Menurut Indra, ada tiga aspek penting dalam mempersempit kesenjangan regulasi, yang pertama meningkatkan sinergi antar regulasi untuk mencapai titik awal yang kokoh dalam pengendalian dan pengelolaan IAS di Indonesia. Memfokuskan Proyek SMIAS pada spesies tumbuhan asing invasif tanpa mengabaikan pengendalian dan pengelolaan spesies hewan asing invasif.

“Hal terakhir mencari manfaat inovatif IAS (tumbuhan dan hewan) bagi masyarakat,” ujarnya.

Ketua Tim Proyek SMIAS dari CABI, Dr Arne Witt mempresentasikan laporan kemajuannya tentang pembentukan Dokumen Proyek SMIAS, dirinya juga menyampaikan bahwa Proyek SMIAS terdiri dari beberapa komponen, seperti kebijakan, peningkatan kapasitas, isu gender dan masyarakat lokal. Dirinya juga menjelaskan, IAS merupakan ancaman serius bagi ekosistem dan habitat.

BACA JUGA :  APA ITU PATOLOGI ANATOMIK (PA)

“Berbagai kendala dan dampak secara langsung maupun tidak langsung dihadapi oleh banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, sangat penting untuk meningkatkan kerjasama antar lembaga dan antar pemerintah dalam pengendalian dan pengelolaan IAS di Indonesia. Keterbatasan dana dan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni juga menjadi kendala serius,” jelasnya.

Dr. Arne menyatakan, bahwa aspek terpenting dari Proyek SMIAS adalah menyelamatkan keanekaragaman hayati dan ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu, dirinya membagikan tiga komponen Proyek SMIAS, pertama penguatan kerangka kebijakan, kelembagaan dan pendanaan untuk pengelolaan IAS di Indonesia. Kedua mendemonstrasikan pengelolaan IAS di dua Taman Nasional di Indonesia yaitu Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Pulau Jawa) dan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung (Pulau Sulawesi).

BACA JUGA :  Pj. Bupati Bogor Apresiasi Umbara Jadi Kampus Pertama di Indonesia Yang Terapkan Smart and Green Energy Campus

“Ketiga meningkatkan kesadaran masyarakat lokal di sekitar kedua taman nasional melalui pengelolaan bagaimana menyesuaikan diri dengan keadaan. Keluaran, dari lokakarya ini difokuskan pada penyusunan beberapa skema pembiayaan bersama antar lembaga dan antar pemerintah serta kerjasama antar pemangku kepentingan,” pungkasnya. (Aditya)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================