Komisi PBB untuk Narkotika (CND) menghapuskan ganja dari kelompok narkotika berbahaya, sebelumnya ganja masuk kategori berbahaya bersama obat-obat lainnya, seperti heroin.
Dari 53 negara anggota CND, diketahui 27 suara mendukung dihapuskannya ganja dari kategori narkotika berbahaya. Sementara, 25 lainnya menentang dan satu anggota abstain. Dengan keputusan tersebut, dianggap telah membuka pintu untuk lebih mengenali potensi pengobatan dan terapi dari ganja yang sebelumnya ilegal melalui berbagai penelitian.
- Dejandra Rasnaya berpendapat, akan dilegalkan atau tidaknya ganja di Indonesia saat ini sepenuhnya masih bergantung kepada pemerintah. Pasalnya, dalam dunia medis, ganja memang memiliki berbagai manfaat.
“Walau begitu, di negara lain pun belum tentu mau melegalkan ganja meskipun untuk obat. Hal tersebut dipengaruhi oleh angka penyalahgunaan atau penggunaan berlebih dan tidak sesuai yang masih tinggi,” terang dr. Dejandra seperti dilansir dari KlikDokter.
Menurut dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, penggunaan ganja untuk medis dan dalam dosis tertentu memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan, di antaranya:
- Mengurangi Nyeri
Ganja biasanya digunakan sebagai penghilang nyeri yang kronis. Misalnya, nyeri saraf atau penyakit multiple sclerosis (gangguan saraf otak dan tulang belakang).
- Mencegah Kejang akibat Epilepsi
Dalam beberapa penelitian, ganja dapat mengontrol kejang dengan menahan sel otak responsif untuk mengendalikan rangsangan dan mengatur relaksasi.
- Mencegah Glaukoma
Ganja dianggap dapat mencegah dan mengatasi glaukoma. Glaukoma itu sendiri merupakan penyakit yang membuat tekanan pada bola mata meningkat. Kondisi ini bisa merusak saraf penglihatan sampai terjadi kebutaan. “Nah, untuk mengurangi tekanan pada bola mata pada penderita glaukoma, ganja dapat secara efektif menurunkan intraocular pressure (IOP),” terang dr. Iqbal.
- Melawan Mual dan Muntah
Ganja diketahui juga bisa melawan mual dan muntah akibat efek samping kemoterapi pada penderita kanker.
- Memperlambat Perburukan Alzheimer
Dalam proses terjadinya Alzheimer, ada beberapa enzim yang terbentuk atau enzim pembuat plak di otak. “Ganja dianggap menghalangi terbentuknya plak tersebut, sehingga tidak sampai ada perburukan dari penyakit Alzheimer,” jelas dr. Iqbal. –(Net).