Dari sisi ekonomi, pembangunannya menurut Agus menyerap tenaga kerja, melibatkan banyak toko material dan juga sektoral. “Saat ini kami juga mencoba meningkatkan daya beli masyarakat, terutama dari sisi penyerapan tenaga kerja, saat ini kami tahap awal ada 200 tenaga kerja yang akan bertambah menjadi 500 di dua tahun ke depan,” paparnya.

Sementara dari sisi edukasi, sekolah Islam Al-Madinah merupakan embrio dari pembangunan RS Islam Aysha. Lahir di dunia pendidikan, Agus ingin mengembalikan rumah sakit dari konsep pendidikan.

“Juga edukasi terhadap masyarakat, kami ingin masyarakat tidak hanya datang ke rumah sakit untuk berobat, tapi bagaimana kami edukasi untuk hidup sehat sehingga ada tindakan preventif, sebelum datang ke rumah sakit,” pungkasnya.

Senada dengan Agus, Direktur Utama RS Islam Aysha, dr. Afian Sutandi menerangkan RSI Aysha dibangun untuk membantu masyarakat sekitar mendapatkan kemudahan akses pelayanan kesehatan, dan berdakwah melalui kesehatan.

BACA JUGA :  Kecelakaan Pemotor Tewas Mengenaskan Tergeletak di Jalan Poros Trans Sulawesi, Korban Tabrak Lari

“Mudah-mudahan bisa meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat Kabupaten Bogor. Kami pun sudah menyiapkan untuk program BPJS, yang sudah dalam proses, semoga ini bisa memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan,” terang Afian.

Sementara itu, Plt. Bupati Bogor, Iwan Setiawan menyambut baik dibukanya RS Islam Aysha. Terlebih bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan untuk masyarakat.

Menurut catatan Iwan, saat ini di Kabupaten Bogor terdapat 29 rumah sakit, 4 diantaranya RSUD plus 1 RSUD sedang dalam tahap final pembangunan yaitu RSUD Bogor Utara. Ditunjang dengan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya seperti Puskesmas sebanyak 107 unit, Pustu 121 unit, dan 202 poliklinik.

“Berdasarkan Permenkes Nomor 14 tahun 2021 terkait pemenuhan tempat tidur kelas standar, telah mengatur komposisinya 60 persen tempat tidur untuk rumah sakit milik pemerintah pusat/pemda dan 40 persen untuk rumah sakit swasta,” kata Iwan.

Menurut Iwan, saat ini ketersediaan tempat tidur rumah sakit di Kabupaten Bogor sebanyak 4.143 unit, sementara standar ideal WHO rasio ketersediaan tempat tidur itu 1 banding 1.000 penduduk. Jumlah penduduk kita 5,4 juta jiwa, maka seharusnya ketersediaan tempat tidur rumah sakit 5.400 unit, sehingga kita masih defisit 1.257 tempat tidur.

BACA JUGA :  Sejarah Baru, Timnas Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U-23

“Untuk memenuhi standar WHO kita masih membutuhkan keterlibatan RS Swasta untuk berkolaborasi. Insyaallah kami sangat terbuka bagi swasta untuk membangun rumah sakit di Kabupaten Bogor. RSI Aysha bisa menjadi RS swasta rujukan di Kabupaten Bogor. Ini juga menjadi pilihan untuk masyarakat Kabupaten Bogor untuk berobat,” ujar Iwan.

Iwan mengungkapkan, RSI Aysha ini sudah lengkap fasilitasnya dan nyaman. Dari sisi SDM nya juga sudah lengkap, karena sudah memiliki beberapa dokter spesialis. RSI Aysha harus dapat melayani dengan hati dan berkontribusi dalam mewujudkan Karsa Bogor Sehat. (Aditya)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================