buta aksara
emak-emak di Ciapus belajar membaca dan menulis yang diinisiasi Taman Baca Masyarakat (TBM ) Lentera Pustaka, Ciapus Kabupaten Bogor dengan program Gerakan Berantas Buta Aksara (Geberbura). Foto : Fadilah/bogor-today.com

BOGOR-TODAY.COM, BOGOR – Guna mengurangi buta aksara, emak-emak di Ciapus belajar membaca dan menulis yang diinisiasi Taman Baca Masyarakat (TBM ) Lentera Pustaka, Ciapus Kabupaten Bogor dengan program Gerakan Berantas Buta Aksara (Geberbura).

Wali baca TBM Lentera Pustaka Susilawati menjelaskan program Geberbura tersebut dibentuk pada Febuari 2019 silam. Untuk pembelajarannya dilakukan setiap hari Kamis pagi dan Minggu siang.

Ia mengisahkan, dibentuknya program Geberpura berawal dari ketidakmampuan baca masyarakat sekitar ketika diadakan event festival literasi di perpustakaan.

“Awalnya di TBM ini ada acara, kami memasang spanduk dengan tulisan dan gambar, ketika itu ada warga yang nanya karena tidak bisa membaca,”kata Susilawati kepada bogor-today. com, Selasa (26/07/2022).

Sementara, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, masih ada 9,24 persen penduduk Indonesia berusia 45 tahun ke atas yang buta huruf pada 2021.

BACA JUGA :  Santri di Bogor Lapor Polisi Usai jadi Korban Penganiayaan Seniornya, Sempat Dilempar Botol Beling

Dari ketidaktahuan warga itulah program tersebut dibuat, tujuannya agar ibu rumah tangga, baik yang sekolah dan buta aksara dapat membaca dan menulis sehingga bisa membimbing putra putrinya yang masih usia dini.

“Jadi rata-rata di sini banyak yang buta aksara lalu, dari satu orang jadi ramai yang ikut pelatihan disini,” lanjutnya.

TBM Lentera Pustaka sendiri menyediakan sebanyak enam ribu lebih buku untuk dibaca baik buat masyarakat sekitar maupun anak-anak dan umum.

“Buku kami 96 persen dari donasi, mulai dari buku untuk anak seperti dongeng komik dan mata pelajaran,” katanya.

Sementara itu, salah seorang ibu rumah tangga yang mengikuti pelatihan ini Susanti Armiati (54) menceritakan bahwa dirinya meminta langsung kepada Syarifudin Yunus sebagai pemilik taman baca untuk belajar membaca dan menulis.

“Jadi pas ada kegiatan di sini saya lihat spanduk, lalu Pak Syarif menghampiri saya dan bertanya ibu bisa baca, saya jawab tidak, saya ingin belajar baca dan menulis,” ucap Armiati sapaan akrabnya.

BACA JUGA :  10 Persen Angka Kematian ASN Akibat Penyakit Tidak Menular, Sekda Kota Bogor Tingkatkan Sosialisasi

Ibu dua anak ini mengaku merasa terbantu dengan adanya program Geberpura ini. Sebab, kata dia jika bisa membaca dan menulis tidak mudah dibodohi oleh orang lain.

“Ikut ini biar tidak dijahati orang atau dibohongi orang, dan juga bisa ngajari warga yang malu belajar di sini,” tambahnya.

Armiati menambahkan, dirinya mengajak semua warga yang tidak bisa membaca dan menulis agar mengikuti program tersebut sehingga jumlah buta aksara di wilayahnya menurun.

“Mudah mudahan program ini dapat diikuti oleh warga yang tidak bisa baca dan menulis dan tidak malu walaupun sudah tua, karena untuk mencari ilmu tidak ada batasan usia,” pungkasnya. (Fadilah)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================