Menurut penelitian National Center for Biotechnology Information (NCBI) 2013, saat seseorang stres sedikit saja, tubuh memproduksi hormone stres yang disebut kortikosteron, yang meningkatkan kapasitas mental dan membuat belajar lebih mudah.
- Melindungi DNA dan RNA
Penelitian menyatakan bahwa jumlah stres yang terbatas meningkatkan antioksidan dalam tubuh, yang melindungi DNA dan RNA. Tetapi jika stresnya tinggi, efek negatifnya juga dapat berdampak pada sel.
Sebuah studi 2013 dari University of California San Francisco menemukan bahwa stres kronis mendorong hilangnya oksidatif DNA dan RNA kita.
Pada saat yang sama, tingkat stres yang moderat dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya melindunginya dan meningkatkan ‘keintiman psikologis’.
- Meningkatkan Konsentrasi
Eustress baik untuk waktu yang singkat, yang merangsang ‘neurotropin’. Bahan kimia ota ini dapat meningkatkan kekuatan otak.
Sehingga membantu meningkatkan konsentrasi serta meningkatkan kreativitas dan produktivitas.
- Lebih Fleksibel
Menurut sebuah studi di Science of Resilience, belajar menghadapi situasi stres dapat meningkatkan kemampuan mengelola hal-hal dalam situasi yang merugikan.
Paparan berulang terhadap situasi stres memberikan kesempatan untuk mengembangkan rasa kontrol fisik dan psikologis. –(Net).