Warga Pondok Karya Mampang Prapatan Hanya Bisa Pasrah Karena Selalu Terendam Banjir

BOGOR-TODAY.COM, JAKARTA – Salah satu yang menjadi klaster kawasan yang terendam banjir setelah hujan deras mengguyur ibu kota adalah Perumahan Pondok Karya di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Ketinggian air banjir yang merendam kawasan itu mencapai 1,5 meter. Hujan deras tersebut terjadi pada Selasa (4/10/2022).

Seorang warga setempat bernama Ibu Herman (68), menegaskan bahwa air bah bukan hal asing bagi mereka. Banjir tersebut menggenang selama belasan jam di rumahnya.

Ketinggian air mencapai 1,5 meter pada bagian jalan depan rumahnya. Sementara ruang depan rumah, air mencapai ketinggian 50 sentimeter.

“Tapi kalau di belakang, lebih dalam airnya, karena tanahnya lebih rendah. Terendam air banjir 80 sentimeter,” kata Ibu Herman, Rabu (5/10/2022).

Untuk upaya penyelamatan diri, rumahnya yang diapit dua aliran kali tersebut membuat Ibu Herman hanya bisa pasrah. Menutup rapat pintu depan rumah agar air tidak masuk, dan mengevakuasi diri di lantai 2 rumah.

BACA JUGA :  Ravindra Titip Ribuan Bibit Pohon Ke Peserta Upacara Hardiknas di Sukajaya

“D ibelakang kali ada got. Tak mengungsi, mau mengungsi juga sudah tak bisa keluar. Sudah tak bisa dibuka pintu. Sudah kami bertahan saja,” katanya.

Namun, selama mengungsi di lantai 2 rumah, wanita berusia 68 tahun ini tidak mendapatkan bantuan sama sekali. Ia hanya bisa makan sisa persediaan yang ia miliki.

“Tak ada, mungkin sudah malam. Atau mungkin memang tak ada (bantuan),” ungkapnya.

Ia mengaku masih bersyukur lantaran tidak sampai di evakuasi, lantaran masih memiliki lantai bagian atas di rumahnya.

BACA JUGA :  Bocah 4 Tahun di Lampung Dicabuli saat Kejar Kucing Masuk Rumah Tetangga

Tapi, tetangga yang tidak memiliki lantai 2 harus dievakuasi menggunakan perahu karet, karena rumah mereka sudah penuh genangan.

“Ada (warga yang di evakuasi). Soalnya tak ada lantai duanya.  B-3 inidi evakuasi jam berapa itu,” ungkapnya.

Banjir di wilayah tersebut lebih lama, sebab wilayah itu tidak memiliki pompa yang disediakan pemerintah untuk menyedot air.

Hal itu diperparah dengan adanya tanggul baru di sekitar lokasi, yang membuat air lama untuk mengalir lantaran memiliki lubang buang yang kecil.

“Sekarang agak lambat, soalnya di sana kan ditanggul, lobangnya kecil-kecil. Biasanya kalau itu tak ditanggul, air bisa tumpah. Di sini juga tak ada pompa.” (net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================