BOGOR-TODAY.COM, BOGORKecamatan Tanah Sareal menyelenggarakan Pekan Hak Asasi Manusia (HAM) dengan bertemakan ‘Genggam Erat Tanganku, Berkebudayaan dan Berkemanusiaan’.

Pekan HAM diisi dengan diskusi bersama anak jalanan juga permainan dan akustik serta penyerahan bantuan 50 kursi roda penyandang disabilitas di De’ Jati Coffe Garden, Kayumanis, Kota Bogor, Rabu 7 Desember 2022.

Dalam acara tersebut hadir pembicara Kepala Dinas Sosial Kota Bogor Fachrudin, Ketua Jabar Bergerak Kota Bogor Yantie Rachim, Wakil Ketua I Karang Taruna Kecamatan Tanahsareal Dzul Qarnaen Darma dan Putra Almarhum Ustad H. Hari Moekti. Acara ini juga menghadirkan tiga anak jalanan.

Camat Tanahsareal Sahib Khan mengatakan Pekan HAM Kecamatan Tanahsareal dengan tema “Genggam Erat Tanganku, Berkebudayaan dan Berkemanusiaan” diperuntukkan bagi anak jalanan, gelandangan maupun masyarakat yang termarjinalkan.

BACA JUGA :  Bima Arya Ajak Ratusan PKWT Ngaliwet, Siap Perjuangkan Kesejahteraan

Hal tersebut, lanjut Sahib, sebagai bentuk perhatian, kepedulian dan dukungan terhadap mereka. Karena mereka juga memiliki hak asasi untuk pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan lainnya.

“Nah kami mengetuk hati bukan hanya Pemerintah Kota Bogor juga seluruh stakeholder, pemerhati, LSM, kemudian orang yang peduli kepada sama untuk kita rangkul mereka supaya bagaimanapun mereka mempunyai harapan, cita-cita untuk hidup lebih baik, hidup normal seperti yang lainnya,” paparnya.

Sahib juga berharap dengan diskusi yang menghadirkan sejumlah narasumber dapat memberikan pemahaman dan membuka wacana untuk mengubah nasib seperti anak jalanan ke arah yang lebih baik.

BACA JUGA :  Wajib Coba! Soto Ayam Bening Kuah Kaldu yang Segar dan Nikmat

“Mereka itu ada, mereka membutuhkan kita juga dalam merubah nasibnya menjadi lebih baik,” kata Sahib.

Sabih mengatakan bahwa dalam momentum ini hadir pula tiga anak jalanan yang menyampaikan pengalaman-pengalamannya selama di jalanan. Ia menilai banyak faktor yang menjadikan mereka hingga berada di jalanan.

“Kalau saya melihat bukan karena keinginan pribadi mereka untuk ke jalanan, tapi karena kebutuhan saja. Terutama mungkin ekonomi dia untuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dan ternyata di lapangan itu tadi disampaikan banyak ‘kehidupan’ jalanan yang sangat keras. Nah ini yang kita harus lebih care lagi, kita lebih peduli lagi kepada mereka,” paparnya. (Aditya)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================