Rayakan HPN 2023, PFI Bogor Berdialog Foto Jurnalistik Bersama Radio Teman FM

Pewarta Foto Indonesia (PFI) Bogor bincang Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Radio Teman FM, Cibinong.

BOGOR-TODAY.COM, BOGOR – Seluruh Indonesia memperingati Hari Pers Nasional (HPN) sebagai hajat para pelaku Jurnalistik di peringati setiap tahun yang bertepatan pada 9 Februari 2023.

Kali ini, Pewarta Foto Indonesia (PFI) Bogor, berbagi pengalamannya yang bertajuk ‘Bincang Dari Bogor’ di Radio Teman FM, Cibinong, Kabupaten Bogor.

Ketua PFI Bogor Hendi Novian menceritakan banyaknya duka serta peristiwa yang tak bisa ditinggalkan begitu saja selama menjalani profesi sebagai foto jurnalistik.

Menurutnya perkembangan digitalisasi membuka rongga yang sangat luas bagi fotografer, namun terkadang kaidah fotografi kian terabaikan.

“Di era ini ruang display karya foto itu sangat luas, namun seringkali karya foto yang berseliweran di lini masa itu mengaburkan kaidah fotografi, khususnya foto jurnalistik, ” ujarnya saat menjadi tamu radio yang di presenteri Mey Cresentya Rahail.

Baginya, foto jurnalistik akan terus hidup. Selain itu para pewarta foto tak sekedar menjadi pemotret namun lebih jauh tentu menjadi saksi sejarah perubahan.

“Sadar atau tidak kami ini secara langsung menjadi saksi sejarah perubahan setiap jengkal perubahan yang ada di sekeliling kami, karena kami memotret dan meyimpannya dengan baik”, kata pria yang sering disapa Kozer.

BACA JUGA :  Kenalkan Olahraga Skateboard Lewat KORMI Go To School

Menjadi pengalaman berharga ketika bangsa ini bahkan dunia di terpa badai pandemi, baginya berdiam diri tentu bukan pilihan yang tepat, namun tak mudah memotret kondisi saat itu.

Betapa tidak, ketika semua orang dibatasi geraknya disisi lain ada hak masyarakat untuk mendapatkan informasi dampak dari sebarang virus tersebut.

BACA JUGA :  Hilang Terseret Gelombang di Pantai Saba Gianyar, 2 Remaja Ditemukan Tewas

“Saat pandemi merupakan langkah yang cukup berat bagi teman-teman di PFI. Ketika semua orang dibatasi langkahnya bahkan di larang, kami harus masuk ke zona merah sekali pun, bukan tanpa risiko tentu saja taruhannya kesehatan bahkan mungkin nyawa mengingat ganas nya COVID-19. Namun kita tetap memotret untuk memenuhi hak atas informasi bagi masyarakat,” ungkapnya.

Pada kesempatan dialog diujung perbincangan seraya mengingat sederet peristiwa yang dialami dirinya dan juga para pewarta foto lain, ia berpesan agar tetaplah menyajikan karya foto yang nyata tanpa rekayasa tanpa tendensi tersendiri.

“Semoga PFI Bogor bisa tetap menjadi saksi sejarah, mewartakan melalui karya foto jurnalistik tanpa rekayasa, semoga kita selalu ingat bahwa tulisan menjelaskan, foto membuktikan,” pungkasnya.*

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================