BOGOR-TODAY.COM – Penjualan semen domestik nasional milik PT Indocement Tunggal Prakrsa Tbk mengalami pertumbuhan hingga 4 persen di tahun 2023. Prediksi tersebut antara lain karena gencarnya pembangunan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

“Pembangunan ibu kota baru (IKN) juga akan mendukung permintaan semen curah, oleh karena itu, kami perkirakan semen domestik akan tumbuh sekitar 2 persen hingga 4 persen di tahun 2023,” kata Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Christian Kartawijaya dalam Public Expose Tahun 2023, secara daring, Kamis.

Menurutnya, di tahun ini dengan kombinasi harga yang lebih tinggi dari tahun lalu dan curah hujan tinggi sejak awal tahun, permintaan semen kantong terlihat masih relatif lemah.

BACA JUGA :  Sedang Perbaiki Rem, Sopir Truk di Semarang Tewas usai Terlindas Kendaraan Sendiri

Namun, dengan perayaan Idul Fitri yang lebih awal dibandingkan tahun lalu, ia berharap permintaan semen kantong dapat mulai pulih pada bulan Mei 2023 dan berlanjut ke semester dua dimana belanja masyarakat dapat meningkat sebelum tahun pemilihan 2024.

“Sementara itu, kami perkirakan permintaan semen curah akan tetap tumbuh karena Anggaran Infrastruktur yang dirangkum dari APBN 2023 ditetapkan 5 persen lebih tinggi dari tahun 2022,” ujarnya.

Christian menjelaskan, pada tahun 2022, Indocement membukukan volume penjualan semen dan klinker sebanyak 17,58 juta ton, mengalami penurunan 374 ribu ton atau minus 2,1 persen dari volume 2021.

BACA JUGA :  Menu Lauk Tanggal Tua dengan Tumis Oncom Kemangi yang Pedas dan Sedap Dijamin Bikin Nagih

Namun, pendapatan neto perusahaan mengalami peningkatan 10,5 persen disebabkan oleh kenaikan harga jual di sepanjang tahun 2022 menjadi Rp16,32 triliun, dari tahun sebelumnya Rp14,77 triliun.

Kemudian, beban pokok pendapatan pada 2022 meningkat 16,0 persen dari minus Rp9,64 triliun menjadi minus Rp11,18 triliun karena kenaikan biaya energi, terutama dari harga batu bara, di pertengahan tahun pertama, sehingga mengurangi margin laba bruto menjadi 31,5 persen di 2022 dari 34,7 persen di 2021.

============================================================
============================================================
============================================================