9 Orang Meninggal Dunia, Joe Biden Kutuk Penembakan Brutal di Mall Texas

Penembakan di Mall Texas

BOGOR-TODAY.COM – Presiden ASJoe Biden mengutuk tragedi penembakan brutal di mall Texas yang menelan korban 9 orang meninggal dunia.

Buntut kejadian korban meninggal dunia 9 orang di mall TexasJoe Biden memrintahkan bawahannya untuk mengkaji ulang tentang undang-undang kepemilikan senjata api.

Pemerintah AS melalui Partai Demokrat mengeluarkan seruan tentang pelarangan kepemilikan senjata serbu dan magasin berkapasitas tinggi.

Dan juga diberlakukan pemeriksaan latar belakang sipemilik senjata api dan menghapus izin para produsen pembuat senjata api.

Namun, tipis kemungkinan anggota DPR dan Senat pemerintah AS akan meloloskan undang-undang pelarangan kepemilikan senjata api itu.

Meskipun perdebatan sengit menunjukkan kebanyakan orang di Amerika Serikat(AS) mendukung pemeriksaan latar belakang kepemilikan senjata api.

“Sekali lagi saya meminta Kongres untuk mengirimikan kepada saya RUU yang melarang senjata serbu dan magasin berkapasitas tinggi,” kata Joe Biden.

“Memberlakukan pemeriksaan latar belakang secara menyeluruh baik pemilik maupun produsen. Membutuhkan penyimpanan yang aman. Mengakhiri izin produski bagi produsen senjata,” imbuhnya.

“Saya akan segera menandatanganinya. Kami tidak membutuhkan apa-apa lagi untuk menjaga jalan-jalan kami tetap aman,” tambah dia.

Joe Biden, yang telah mengajukan permohonan serupa sebelumnya, mengatakan penyerang di mal Allen Premium Outlets di Allen, pinggiran utara Dallas, mengenakan perlengkapan taktis dan dipersenjatai dengan senjata serbu gaya AR-15.

BACA JUGA :  Ruang Baca dan Auditorium di Perpustakaan Kota Bogor Gunakan Nama Tokoh

“Terlalu banyak keluarga yang memiliki kursi kosong di meja makan mereka. Anggota Kongres dari Partai Republik tidak dapat terus menghadapi epidemi ini dengan mengangkat bahu. Pikiran dan doa yang di tweet tidak cukup,” tegas dia.

Pria bersenjata itu membunuh delapan orang, termasuk anak-anak, dan melukai sedikitnya tujuh orang, sebelum seorang petugas polisi membunuhnya, kata polisi pada Sabtu.

Penembakan massal telah menjadi hal biasa di AS, dengan setidaknya 199 sejauh ini pada tahun 2023, paling banyak pada saat ini dalam setahun sejak setidaknya 2016.

Menurut Arsip Kekerasan Senjata. Kelompok nirlaba itu mendefinisikan penembakan massal sebagai mana saja di mana empat orang atau lebih terluka atau terbunuh, tidak termasuk penembaknya.

Hingga Minggu pagi, penegak hukum belum merilis rincian tentang identitas tersangka atau kemungkinan motifnya. Identitas para korban juga belum dirilis.

“Kami tidak memiliki apa pun yang siap kami rilis saat ini. Ada banyak bagian yang bergerak di sini,” kata Sersan Jonathan Maness dari Departemen Kepolisian Allen.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Rabu 15 Mei 2024

Para pejabat mengatakan tiga orang yang diangkut ke rumah sakit daerah berada dalam kondisi kritis pada Sabtu, sementara empat orang telah distabilkan.

Tragedi di Allen, yang terjadi lebih dari seminggu setelah penembakan mematikan lainnya di kota Texas Cleveland, menyalakan kembali perdebatan sengit tentang pengendalian senjata di AS.

Amandemen Kedua Konstitusi AS melindungi hak untuk memanggul senjata, dan masalah itu menjadi topik hangat bagi banyak Republikan, yang didukung oleh jutaan donasi dari kelompok dan produsen hak senjata.

Gubernur Texas Greg Abbott, seorang Republikan, menyebut penembakan itu menghancurkan dalam wawancara Minggu pagi di Fox News tetapi mengatakan bahwa cara efektif untuk mengatasi kekerasan senjata terletak pada penanganan kesehatan mental.

“Ada peningkatan dramatis dalam jumlah kemarahan dan kekerasan yang terjadi di Amerika. Kami sedang bekerja untuk mengatasi kemarahan dan kekerasan itu dengan mencari akar penyebabnya, yaitu mengatasi masalah kesehatan mental di baliknya,” katanya.

Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer dan Demokrat lainnya menekankan perlunya mengesahkan undang-undang keamanan senjata yang lebih kuat untuk mengurangi kekerasan senjata. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================