Tak Kunjung Membaik Usai Berobat, Mzah Penderita Penyakit Hispopadia Butuh Bantuan

BOGOR-TODAY.COM – Salam Hermawan warga Pagentongan, Kelurahan Loji, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor tengah membutuhkan bantuan untuk pengobatan anaknya berinisial MZAH yang menderita penyakit hispospadia.

Setelah setahun berobat kesana kemari, kondisi balita berusia 34 bulan itu belum juga membaik.

Mirisnya, akibat penyakit hispospadia yang diderita sejak usia 22 bulan ini belum tertangani, kini MZAH yang merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara itu didiagnosa mengidap penyakit hernia.

“Jadi, anak saya itu usia kurang lebih 19 bulan merasa sakit saat dia pipis, dan dia ada demam (sekitar Juli tahun 2022). Nah kita periksa ke dokter segala macam hingga di lab, hasilnya anak saya disebut (menderita) infeksi saluran kemih,” ucap Salam, Rabu (6/9/2023).

“Kemudian dokter bilang, ini mungkin harus disunat solusinya anak saya, tapi agak beda karena ini ada chordee-nya. Jadi harus sunat dan dilakukan tindakan untuk chordee-nya,” tambahnya.

Setelah dilakukan diskusi bersama keluarga, lanjut Salam, akhirnya diputuskan bahwa anaknya ini akan menjalani sunat beserta penanganan penyakit chordee-nya.

Namun, karena salah satu dari kedua tindakan ini tidak bisa dicover oleh asuransi dari perusahaannya, akhirnya dipilih pengobatan keduanya dengan menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan Kelas 1.

Setelah itu, tindakan sunat dan penanganan penyakit chordee pun dilakukan pihak rumah sakit yang ada di wilayah Kecamatan Bogor Selatan.

Akan tetapi, setelah penangan kedua hal ini dilakukan, Salam Hermawan mengaku kaget dengan kondisi anaknya. Di mana, terlihat banyak darah dan ada selang yang keluar dari perutnya.

BACA JUGA :  Pj Gubernur Jawa Barat Pimpin Upacara Hardiknas di Kota Bogor

“Datang lah dokternya, kemudian menjelaskan ke kita, ‘tadi pak kita mau masukan kateter di penisnya tidak bisa, lalu saya coba buka salurannya untuk lihat dimana masalahnya dan kenapa’,” katanya.

“Awalnya mau masukkan ke penis tapi tidak bisa masuk, makanya dia buka itu, dan setelah buka ini dia tidak nemu titik permasalahannya, akhirnya dia konsul melalui telepon dengan dokter urologi di rumah sakit yang sama karena kebetulan tidak ada saat itu lewat telepon, dikasih saran lah untuk buat saluran pipisnya lewat perut ini. Jadi itu yang bikin kita kaget,” paparnya.

Lalu, kata Salam setelah seminggu kemudian, selang ini akhirnya dicabut sesuai rekomendasi dari dokter. Karena, dari alat kemaluan anaknya keluar rembesan air kencing.

Setelah itu, dirinya mempertanyakan kembali kepada dokter yang menangani anaknya, bagaimana dengan tindaklanjut terhadap anaknya ini.

“Kita balik kontrol juga ke rumah sakit untuk mempertanyakan ini bagaimana selanjutnya, saya harus bawa kemana ini. Dia (dokternya) cerita, ada pak dokter yang bagus, guru kami katanya dokter bedah ini bagus, dia kasih nama dokter yang ada di rumah sakit di Jakarta, disuruh dibawa kesana. Disitu dia nuliskan surat rujukan, diagnosanya juga,” terangnya.

Kemudian, karena berdasarkan konsultasi dengan dokter lainnya tindakan terhadap anaknya harus segera dilakukan, akhirnya ia membawa anaknya ke Rumah Sakit di Jakarta sesuai rekomendasi yang diberikan dokter yang melakukan sunat.

BACA JUGA :  Perumda PPJ Akan Renovasi Pasar Merdeka, Bakal Ada Rooftop Kuliner

“Saya bawa ke rumah sakit di Jakarta awal september 2022, kita nginep disana karena mau tidak mau jam 6 harus sudah ngambil nomor antrean, lalu cetak nomor antrean setengah 8, baru bisa ke ruang pemeriksaan dokter. Tapi kita tidak ketemu dokternya hanya ketemu para asisten dokter itu, dicek dan kita ceritakan kenapa kasusnya seperti ini, karena ditanya kok sampai seperti ini pak, bagaimana ini?” bebernya.

“Akhirnya dicek ini, dia bilang lumayan sulit pak kata asistennya dan akan dikonsultasikan dengan dokternya. Terus dibilang kalau ini akan dipelajari dulu, sekarang bapak bisa pulang dan nanti bisa kontrol seminggu kemudian,” katanya.

Seminggu kemudian, dirinya bersama sang anak kembali datang ke Rumah Sakit di Jakarta. Disitu, ia diarahkan ke dokter anak terlebih dahulu untuk dilakukan rontgen.

“Hari itu juga kita ditemui dokternya langsung, tapi dia menyampaikan bahwa dia sudah tidak pegang kasus hispospadia, lalu dia mengarahkan ke rekannya (dokter lain) yang ada di rumah sakit yang sama, bagian bedah urologi,” sebutnya.

Dari situ, akhirnya anaknya ini berobat dan konsultasi ke dokter urologi. Lagi-lagi penanganan yang diberikan hanya melalui para asisten dari dokter tersebut.

============================================================
============================================================
============================================================