Lindungi Anak Dalam Situasi Bencana, DP3AP2KB Kabupaten Bogor Bersinergi Dengan BPBD dan Kepala Desa

Workshop “Perlindungan Anak dan Perempuan dalam Situasi Bencana” di Hotel Gerbera, Puncak, Bogor, Rabu (20/9/2023).

BOGOR-TODAY.COM – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Bogor menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat menggelar workshop dengan tema “Perlindungan Anak Dalam Situasi Bencana” di Hotel Gerbera, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Kegiatan yang digelar, pada 18-21 September 2023 tersebut dihadiri oleh para kepala desa se-Kabupaten Bogor juga sejumlah narasumber yang kompeten dalam bidangnya masing-masing.

Pemateri-pemateri tersebut berbagi wawasan tentang bagaimana melindungi anak-anak dan perempuan selama bencana serta memberikan panduan praktis bagi peserta, seperti Kementrian Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), BPBD Provinsi Jawa Barat, Konseling Psikologi Yayasan Biro Rumah Cinta, serta Puspaga.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Sabtu 18 Mei 20249

Ina Yulistina, Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak dan Perlindungan Khusus Anak (PHPKA) DP2DP3KB Kabupaten Bogor, menyatakan bahwa fokusnya adalah pada langkah-langkah yang harus diambil oleh kepala desa dalam menghadapi situasi bencana agar anak-anak diperlakukan dengan memperhatikan kebutuhan mereka.

Menurutnya, ada 31 hak anak yang harus dipenuhi dalam kondisi normal, baik oleh negara, pemerintah, maupun masyarakat, termasuk kebutuhan fisik dan materi.

Namun, dalam situasi bencana, acapkali hal itu terlupakan. Sebab, kebutuhan khusus anak-anak sangat berbeda dengan kebutuhan orang dewasa.

BACA JUGA :  Pj.Bupati Bogor : Kampung Ciguha Kini Sudah Merdeka Sinyal

“Hal seperti itu yang mesti kita perhatikan masalah kebutuhan pokonya, selain itu kebutuhan jiwanya juga, seperti trauma healing dan lainnya,” katanya, Rabu (20/9/2023).

Dengan meningkatnya kesadaran akan perlindungan anak dalam situasi bencana, diharapkan bahwa masyarakat akan menjadi lebih siap dan mampu menghadapi krisis alam dengan lebih efisien dan manusiawi.

Workshop ini juga merupakan langkah positif dalam mendukung upaya-upaya tersebut dan memastikan bahwa tidak ada yang terlupakan dalam situasi darurat.

“Perempuan dilibatkan untuk mengambil keputusan dalam siklus kebencana. Seperti, tanggap darurat, rekonstruksi dan rehabilitasi,” terangnya.

============================================================
============================================================
============================================================