Kendalikan Perubahan Iklim, Pemkot Bogor Paparkan Mitigasi Gas Rumah Kaca

BOGOR-TODAY.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama pemerintah seluruh Indonesia mengikuti kegiatan Bimbingan teknis (Bimtek) supervisi inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) dan Monitoring, Pelaporan, Verifikasi (MPV) yang diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim di Bogor, Senin (9/10/2023).

Gas rumah kaca adalah gas-gas yang terperangkap pada panas di atmosfer dan dapat menyebabkan kenaikan suhu rata-rata bumi atau mengakibatkan pemanasan global.

Secara umum, gas rumah kaca merupakan gas yang secara alami maupun antropogenik (campur tangan manusia) berada di atmosfer untuk menjaga kestabilan dan temperatur suhu di bumi.

Direktur Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan Monitoring Pelaporan Verifikasi KLHK, Hari Wibowo saat membuka kegiatan Bimtek menyampaikan, perubahan iklim menjadi isu serius di dunia internasional maupun di nasional.

BACA JUGA :  Ciomas Bogor Rawan Pencurian Sepeda Motor, Pelaku Beraksi saat Hujan Deras

Gas-gas rumah kaca itu diantaranya yakni karbon dioksida (CO2), belerang dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), gas metana (CH4), dan klorofluorokarbon (CFC). Gas karbon sebagai pencemar utama dihasilkan dari pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lain.

Di tingkat internasional sudah ada mandat yang kemudian diturunkan kepada aturan di setiap masing-masing negara hingga sampai pada peraturan menteri.

“Dan mengenai itu ujungnya adalah terkait dengan mitigasi. Kolaborasi antara aksi mitigasi dan identifikasi. Mencoba bagaimana mengidentifikasi dan memitigasi bagaimana mengurangi emisi ke dalam satu sistem yang sudah dikemas. Kita coba lihat lagi masalahnya apa, bagaimana mengumpulkan data informasi,” katanya.

Dalam melakukan mitigasi terhadap GRK Kota Bogor telah melakukan berbagai upaya ditengah pertumbuhan penduduk

BACA JUGA :  Nobar Timnas Garuda Muda di Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto: Doakan Skuad Besutan Shin Tae-yong Lawan Irak dan Raih Tiket Olimpiade Paris 2024

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah mengatakan, di tengah meningkatnya pertumbuhan penduduk dan padatnya aktivitas masyarakat dan urban, maka tidak bisa dipungkiri kebutuhan akan transportasi dan penggunaan kendaraan pun cukup tinggi.

Tak hanya itu, hal lain yang berkaitan dengan GRK adalah mengenai keberadaan sampah yang dihasilkan dari rumah tangga yang juga berdampak pada gas metan.

“Yang kami lakukan di dalam kebijakannya kami sudah memiliki rencana aksi daerah pengurangan emisi gas rumah kaca, yang kita lakukan adalah hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan perkotaan melalui tiga identitas yang ada di Kota Bogor, yakni sebagai heritage city, smart city dan green city,” katanya.

============================================================
============================================================
============================================================