Meta
Ilustrasi.

BOGOR-TODAY.COMMeta (Facebook, Instagram, WhatsApp) telah memblokir atau memberikan tanda khusus pada 795.000 konten berbahasa Ibrani dan Arab yang mengandung informasi yang menyesatkan dan tidak akurat.

Langkah ini diambil setelah peringatan dari Komisioner Eropa untuk pasar internal, Thierry Breton, kepada perusahaan teknologi besar. Breton memberi waktu 1 x 24 jam kepada penyedia platform media sosial untuk membersihkan semua konten ilegal.

Peringatan ini sesuai dengan aturan Digital Services Act (DSA) yang berlaku di wilayah Eropa. DSA mengharuskan platform dengan lebih dari 45 juta pengguna aktif bulanan untuk memantau dan menghapus konten ilegal.

Pelanggaran terhadap aturan ini dapat mengakibatkan denda hingga 6% dari total pendapatan di wilayah Eropa bagi penyedia platform.

BACA JUGA :  SKCK Goes to School, Polresta Bogor Kota Redam Kenakalan Remaja Lewat Aplikasi

Menurut Reuters, Sabtu (14/10/2023), Breton menyatakan bahwa banyak konten yang tidak benar di media sosial telah memperpanas situasi konflik antara Hamas dan Israel sejak pecahnya konflik tersebut pada pekan lalu.

Dalam pernyataan resminya, Meta mengklaim telah memperluas kebijakan mereka terkait konten kekerasan di platformnya. Meta mengatakan mereka telah menghapus konten yang menampilkan penyanderaan warga Israel oleh Hamas.

Namun, konten dengan gambar korban yang disamarkan masih diizinkan. Meta menegaskan bahwa keamanan dan privasi para korban penculikan menjadi prioritas mereka.

BACA JUGA :  Disdukcapil Kota Bogor Berlakukan Antrean Daring Prima Antri, Ini Caranya

Meta juga mengakui ancaman yang ditimbulkan oleh Hamas dalam menyebarkan rekaman penculikan korban. Mereka berkomitmen untuk memantau dan mencegah konten semacam itu dari disalin dan disebarkan ulang.

Selain Meta, Breton juga mengirim surat kepada petinggi platform media sosial lainnya, termasuk Elon Musk (X/Twitter) dan Shou Zi Chew (TikTok).

Komisi Eropa telah memulai investigasi lebih lanjut terhadap platform X. Pemimpin X menyatakan bahwa mereka akan patuh pada aturan yang berlaku di Eropa, meskipun belum ada pernyataan resmi dari perusahaan atau komentar dari Elon Musk. ***

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================