Oleh : Dadan Sidqul Anwar
Ketua Dewan Pembina Yayasan Masya Koordinator Sosial Politik ICMI ORSAT Tanah Sareal Penasihat di Stichting Generasi Baru Utrecht, Belanda
SEMUA orang termasuk kita cenderung ingin agar kehidupannya sukses . Yang pedagang, ingin agar dagangannya selalu laku dan menghasilkan keuntungan.
Demikian juga, petani ingin agar hasil taninya menguntungkan. Bahkan, anak anak ingin agar sukses dalam studinya.
Namun, tentu saja kita juga perlu mendefinisikan sukses tersebut agar mengandung kesuksesan hakiki.
Apakah dengan harta melimpah sudah dikatakan sukses hakiki? Atau dengan harta pas pasan dikatakan belum sukses hakiki? Yang jelas, merujuk pada sumbernya sumber, Allaah ta’ala diantara kriteria sukses hakiki (fallaah) itu tidak hanya ukuran dunia tapi juga akhirat .
Bahkan akhirat menjadi ukuran pencapaian sukses hakiki. Walal aakhiratu khairullakq minal uulaa. Dengan pemahaman ini, maka kondisi apapun yang sedang kita hadapi sejatinya memperoleh peluang sukses sejati tersebut.
Pertanyaannya kemudian, apakah pengungkit atau pangkal dari sukses hakiki yang dapat kita lakukan?
Apakah kerja keras sampai banting tulang , kepala jadi kaki, kaki jadi kepala, adalah kuncinya? Tentu saja tidak ada salah nya dengan upaya tersebut.
Bagkan, sudah ada banyak bukti juga yang menunjukkan keberhasilannya. Tetapi, jika ingin sukses hakiki maka kita perlu pendekatan yang lebih fundamental.
Atau, kata orang sekarang, cara yang lebih nendang. Cara tersebut sejatinya dapat kita temukan dalam pesan suci dari Allaah agar kita bertaqwa.
Allaah benar benar sangat menekankan pesan suci taqwa tersebut tidak hanya terkait sisi kewajibannya tetapi juga relasinya dengan kesuksesan yang hakiki.
Setiap Jum’at, melalui para Khotib , Allaah terus pesankan agar kita bertaqwa. Bahkan di bulan ramadhan ini Allaah lebih memotivasi kita lagi untuk mencapai taqwa dengan berbagai apresiasi nilai ibadah yg berlipat ganda baik ibadah wajib maupun Sunnah.
Ibaratnya, melalui ibadah di bulan ramadhan, Allaah sediakan jalan tol atau fasttrack untuk kita dapat lebih cepat mencapai taqwa.
Mungkin kita berseloroh, itukan terkait kehidupan ukhrowi. Lalu, bisa jadi kita juga bertanya-tanya, dimanakah hubungannya taqwa tersebut dengan sukses duniawi?
Bukankah kehidupan kita juga memerlukan sumber daya ekonomi? Bukankah Taqwa itu hanya terkait dengan urusan Mesjid dan sajadah kita serta terpisah dengan pekerjaan kita?
Apabila kita berpandangan sempit maka kita akan sulit memandang keterhubungan antara taqwa dengan kesuksesan hakiki, apalagi jika dikaitkan dengan kesuksesan duniawi.
Tetapi jika kita rujuk pada sumber sppiritualaitas Islam makaa kita akan temukan betapa terdapat hubungan yang sangat erat antara tawa dan sukses.
Bahkan taqwa itu sendiri dapat menjadi pangkal dari sukses. Terdapat beberapa pesan spiritual terkait diantaranya yang masyhur adalah bahwa takwa akan berbuah kemudahan dan rezeki yang tidak terduga.
Dengan kata lain, securam apapun tangga sukses yang harus didaki akan dimudahkan Allaah. Bahkan Allaah dapat memberikan reward lainnya.
Bisa jadi masih ada yang menyangsikan the magic of taqwa tersebut. Seseorang bisa saja sudah berusaha bertaqwa tapi gagal meraih cita cita tertentu.
Dalam kondisi demikian, kita harus ingat bahwa yang ingin kita capai adalah sukses yang hakiki. Bisa jadi ketidaktercapaian pada titik tertentu malah bisa menjadi jalan pada sukses hakiki.
Tentu saja taqwa yg kita jalankan juga harus taqwa yang seserius nya. Bukan taqwa sampingan.
Dengan keseriusan kita menggapai taqwa melalui ibadah wajib dan Sunnah semaksimal mungkin serta berbuat baik terbaik yang dapat kita lakukan secara ikhlas maka dapat menjadi fast track mencapai derajat taqwa.
Dan dengan demikian, dapat menjadi fastrack juga untuk kesuksesan hakiki. Apalagi jika di lingkungan kita semakin banyak orang yang bertaqwa, maka semakin terbuka juga peluang untuk mendapatkan keberkahan. Allaahu a’lam. ***
Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News
Bagi Halaman