MUDIK MENDIDIK KITA UNTUK GAS POL SEKALIGUS SABAR DALAM HIDUP INI

Oleh : Heru B Setyawan (Pemerhati & Aktivis Pendidikan)

MINGGU-minggu ini atau hari-hari ini, kata yang sangat viral di masyarakat Indonesia baik di media sosial (medsos) atau obrolan di warung kopi adalah mudik, secara bahasa ada tiga arti mudik.

Yang pertama mudik itu singkatan dari “Mulih Dhisik” (bahasa Jawa) yang artinya pulang duluan.

Mudik juga berarti “Mulih Dilik” yang artinya pulang sebentar. Dan arti yang terakhir dari mudik berasal dari bahasa Melayu yaitu ”udik” yang artinya hulu, ujung atau desa.

BACA JUGA :  Menu Makan Siang yang Sederhana dengan Telur Puyuh Balado Bumbunya Meresap

Sedang pengertian mudik adalah kegiatan perantau/pekerja migran untuk pulang ke kampung halamannya.

Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Idul Fitri, Idul Adha, Natal dan Tahun Baru dan Hari besar Nasional.

Mengapa mudik mendidik kita untuk gas pol sekaligus sabar dalam hidup ini? seperti judul opini di atas.

Ya karena untuk urusan mudik ini, para karyawan swasta, buruh, pedagang kaki lima, Aparatur Sipil Negara (ASN), Polisi/TNI harus gas pol bekerja agar punya uang banyak untuk bisa mudik di kampungnya.

BACA JUGA :  PENTINGNYA SERAGAM SEKOLAH UNTUK KEBERSAMAAN

Apalagi seperti teman penulis yang kampungnya jauh diluar pulau Jawa, atau sebaliknya orang Jawa yang merantau di luar pulau Jawa, jika mudik membutuhkan uang yang tidak sedikit bro.

Kan ada Tunjangan Hari Raya (THR), selama mudik ini harga semua tiket naik hampir 100 %, jadi THR sudah habis untuk beli tiket, oleh-oleh untuk keluarga tercinta, baju baru, masak ketupat opor ayam dan lain-lain.

============================================================
============================================================
============================================================