Oleh Heru B Setyawan (Pemerhati & Aktivis Pendidikan)
SEMAKIN jauh Indonesia dari demokrasi Pancasila begitu judul opini dari penulis kali ini di media kesayangan kita Bogor Today. Demokrasi lahir sebagai bentuk kritik terhadap kekurangan dari sistem kekuasaan kerajaan (Monarki) yang bersifat keturunan, atau sekarang lagi ngetren dengan istilah rejim dinasti. Maka tidak heran sebagian besar negara di dunia ini memakai sistem demokrasi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan sila Pancasila yang dilihat sebagai suatu keseluruhan yang utuh.
Nah jika kita jujur demokrasi yang berjalan di Indonesia, jelas secara terang benderang jauh dari demokrasi Pancasila. Bagaimana tidak, kehidupan para penyelenggara negara dan sebagian besar rakyat Indonesia jauh dari pengamalan sila-sila Pancasila.
Sila ke 1 Ketuhanan Yang Maha Esa, harusnya bangsa Indonesia itu religius, tapi nyatanya banyak politikus, pejabat negara, kepala daerah, oligarki bahkan menteri yang terlibat kasus korupsi. Bahkan kuota ibadah hajipun diembat oleh Kemenag.
Harusnya masjid itu penuh jamaah tiap shalat wajib 5 kali sehari, tapi nyatanya masjid penuh tiap shalat jumat dan shalat 2 hari raya saja. Harusnya muslimah itu menutup auratnya dengan hijab, tapi nyatanya masih banyak muslimah yang berpenampilan sexy.