091185600_1417495569-kebun_raya_bogor_2Para budayawan di masa lalu, menggambarkannya dengan seder­hana, namun mempunyai dimensi kedalaman makna. Terutama ke­tika mereka memilih tajuk Sunda Mekar. Simaklah: cacandran para laluhur, ciri dayeuh panca tengah, lemah duhurna, lemah lengkob­na, lemah padatarannana, nagara mukti wibawa, perlambangnya congkrang kujang papasangan.. (Warisan para leluhur, ciri bumi panca tengah, bergemunung, berlembah curam, datar tanahnya.

Oleh : Bang Sem Haesy

DI masa modern, ketika orang-orang Barat (Ing­gris, Perancis, Belanda) menjelajah (dan kemudian menjajah), mereka juga melihat hal yang sama. Lalu memberinya nama Buitenzorg. Tempat ideal berkehidupan, diband­ing Batavia ( Jakarta). Itu sebabnya mereka mesti membangun tempat khas (yang kita kenal Istana Bogor) sebagai simbol futurisma kesejahteraan hidup. Berhadap-hadapan den­gan bangunan yang sudah mereka bangun sebelumnya (Istana Negara dan Istana Merdeka) di Jakarta.

Bogor (yang kemudian terbagi menjadi Kota dan Ka­bupaten) dari sudut pandang imagineering (rekacita) yang menghubungkan masa lalu – masa kini – masa depan, adalah sentra saujana (pusat intelektu­alitas untuk memandang masa depan – vision). Satu-satunya wilayah Indonesia tempat ber­temunya era agraris, era indus­tri, era informasi, dan era kon­septual kini.

BACA JUGA :  Silaturahmi Dengan Pimpinan DPRD Dengan PJ Wali Kota, Bahas Isu Strategis dan Tingkatkan Sinergitas Demi Kota Bogor

Di masa lalu, wilayah ini dilengkapi dengan hutan, tel­aga, sungai, anak sungai, pe­sawahan, penambangan emas, perkebunan, dan wilayah per­dikan – wilayah tempat proses kajian ilmu dan pengetahuan berlangsung, khasnya terkait dengan spiritualisme.

Di Pakuan (Bogor) inilah berlaku isyarat agar manusia menjaga hubungan korelas­inya dengan Tuhan dan Alam untuk mencapai kesejahter­aan hidupnya (triangle of life), sebagai manifestasi dari nilai hidup tritangtu.

Dalam konteks Sunda Me­kar berbasis tritangtu, tersim­pan isyarat agar manusia men­gelola secara baik dan benar sumberdaya alam yang sudah disiapkan Tuhan bagi manusia. Terutama, karena di dalamnya, mengandung potensi keekono­mian berdimensi kesejahteraan.

Sepanjang dikelola secara benar dengan arah yang jelas (melalui pembangunan manu­sia), atas dasar kompetensi dan inovasi guna menghasilkan karya peradaban. Karya yang menitikberatkan pemanfaatan sains dan teknologi, bagi kese­jahteraan rakyat dan bermuara pada kemuliaan bangsa (na­gara mukti wibawa). Fokusnya adalah tata kelola SDA dan modal manusia (human capi­tal) sebagai generator utama aksi reinventing government.

Kesemua itu, sejalan den­gan artikulasi pesan masa lalu dalam aksi governansi di masa kini, bagi kepentingan masa depan. Yakni, memelihara alam secara beradab. Manusia yang mampu mencegah sia­papun melanggar kebiadaban: gunung-gunung dibarubuh (bad mining) dan tatangkalan dituaran (deforestasi). Dua kelakuan buruk manusia yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan, itu akan men­imbulkan bencana : cai caah babanjiran (banjir bandang) dan buwana marudah montah (gempa bumi, gunung mele­tus, longsor, dan lain-lain).

BACA JUGA :  Ruang Baca dan Auditorium di Perpustakaan Kota Bogor Gunakan Nama Tokoh

Karena itu, manusia harus berikhtiar, melakukan aksi ‘menghijaukan alam’ agar rakyat sejahtera (hejo – ngejo). Hutan yang terpelihara (re­forestasi dan reboisasi), akan berdampak pada terciptanya lingkungan sehat, lingkungan cerdas, dan lingkungan sosial berkemampuan ekonomi.

Ketiga hal ini kita kenal sebagai indikator human de­velopment index (indeks pem­bangunan manusia), yang oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Sekaligus indikator pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDG’s ) – pelanjut dekade Millenium Develop­ment Goals (MDG’s).

Secara sederhana, bertolak dari Sunda Mekar, aksi kolektif yang kudu dilakukan adalah Bogor Hejo, Rakyat Ngejo.

Bang Sem (N. Syamsuddin Ch. Haesy) – seorang imagineer, jurnalis dan brodkaster senior – anggota Dewan Kebu­dayaan Jawa Barat.

============================================================
============================================================
============================================================