TIM Nasional Jerman masih belum menemukan bentuk permainan terbaiknya jelang putaran final Euro 2016 Prancis, Juni mendatang. Usai kalah 2-3 dari Inggris, kini Der Panzer akan menghadapi Juara Piala Dunia 2006, Italia di Allianz Arena, Rabu (30/3/2016) dinihari WIB.
RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]
Tak hanya Mesut Oezil Cs, yang gagal meraih kemenangan jelang laga ini. Italia pun setali tiga uang. Hanya saja, skuad asuhan Antonio Conte sedikit lebih baik dengan bermain imÂbang 1-1 kontra Spanyol.
Jadi, kedua kesebelaÂsan tentunya menargetkan menang dalam laga ini mesi hanya bertajuk laga uji coba. Selain menang, kedua pelaÂtih, Conte dan Joachim Loew diyakini bakal menjajal peÂmain-pemain yang belum sempat diturunkan dalam laga sebelumnya.
Hal ini dikarenakan kedua pelatih harus segera menenÂtukan tim definitif mengingat Euro sudah tidak lama lagi akan digelar. Untuk itu, dipreÂdiksi akan terjadi sejumlah pergantian pemain di kedua tim untuk mencoba komposisi-komposisi terbaik tim mereka masing-masing.
Di kubu tuan rumah, Joachim Loew sudah mencoba formasi dengan striker tunggal pada laga kontra Inggris. Saat menjamu Italia, Loew dipredikÂsi akan menjajal formasi False Nine seperti yang ia gunakan pada Piala Dunia 2014 lalu.
Penggunaan formasi False Nine ini selain sebagai variasi formasi, juga dikarenakan minimnya stok penyerang murni di kubu Timnas Jerman setelah Penyerang Wolfsburg, Max Kruse dikeluarkan dari kamp pelatihan Jerman setelah bertindak tidak professional.
Dengan skema 4-2-3-1, MaÂrio Gotze diprediksi akan diÂtempatkan Joachim Loew seÂbagai false nine. Untuk posisi penjaga gawang sendiri masih akan ditempati oleh Kiper BayÂern Munchen, Manuel Neuer, dan untuk pengatur serangan sendiri akan dipercayakan keÂpada Toni Kroos.
Nama-nama seperti bek Bayer Leverkusen, Jonathan Tah, Gelandang Leverkusen Christoph Kramer, dan Karim Bellarabi pun diprediksi akan mengisi posisi starting line up kontra Italia. Selain itu, gelanÂdang Wolfsburg, Julian Draxler diprediksi akan dimainkan di belakang Gotze membantu pergerakan Thomas Muller dan Bellarabi.
Di kubu Gli Azzurri, AntoÂnio Conte juga akan melakuÂkan sejumlah pergantian pada pemainnya. Berbeda dengan Jerman, Italia keÂmungkinan akan tetap memÂpertahankan formasi 3-4-3 yang mereka usung saat meÂnahan imbang Spanyol beberÂapa waktu yang lalu.
Namun pada laga ini Conte tidak bisa memainkan Andrea Barzagli dan Ciro ImÂmobile yang terkena cidera pada pertandingan yang lalu. Selain kedua pemain tersebut, Conte juga diragukan bisa meÂmainkan Marco Verratti yang juga mendapat cedera serta Giacomo Bonaventura yang kabarnya terkena flu.
Dengan skema 4-3-3, Lini pertahan Gli Azzurri akan diÂkawal oleh Matteo Darmian, Leonardo Bonucci, dan DaÂvide Astori. Dengan absennya sejumlah pilar penting di lini tengah, Jorginho diprediksi akan menjadi starter mengÂgantikan Parolo.
Di lini serang sendiri Conte kemungkinan akan mencoba memainkan Simone Zaza seÂmenjak menit awal yang akan membentuk tridente maut berÂsama dengan Lorenzo Insigne dan Stephan El Shaarawy.
Jika dilihat dari sejarah perÂtemuan kedua tim, Italia sedikit lebih diunggulkan ketimbang Jerman, di mana Skuat Der Panzer belum pernah sekaliÂpun mengalahkan italia semenÂjak tahun 2006 silam.
“Juara dunia otomatis selalu difavoritkan untuk memenangi gelar juara EroÂpa, tapi pun demikian denÂgan Prancis, Belgia, Italia dan Spanyol, mereka punya ambisi untuk memenangi geÂlar juara,†kata Loew kepada situs resmi DFB.
“Saya belum melihat perÂtandingan Italia melawan SpanÂyol. Tapi saya sudah diberi tahu bahwa Italia memperlihatkan penampilan apik. Italia selalu menjadi salah satu favorit di PiÂala Eropa. Mereka akan sangat kompetitif. Kami tidak selalu meyakinkan selama kualifikasi dan kami perlu belajar dari hal itu. Kami harus meningkat sebelum Piala Eropa di musim panas,†tegas Loew.
Untuk mengalahkan Italia, Jerman mendapatkan tantanÂgan besar. Pasalnya, sejak 1995, Jerman belum pernah bisa menang lagi dari Italia di laga kompetitif maupun ujicoba.
Sementara bagi kiper ManÂuel Neuer, Jerman punya rekor buruk dengan Italia. Namun, ia terinspirasi kemenangan Bayern Munich atas Juventus, kiper Jerman Manuel Neuer percaya diri rekor itu bisa dipaÂtahkan.
Pasalnya, dalam beberapa tahun terakhir Bayern mampu dua kali mengalahkan JuvenÂtus — tim yang mendominasi timnas Italia di ajang Liga Champions. “Sangat penting untuk mengakhiri jeda interÂnasional ini dengan kemenanÂgan,†kata Neuer kepada situs resmi DFB.
“Italia adalah tim yang bisa saja dihadapi kami di Prancis musim panas ini, dan tidak akan jadi hal buruk kalau kami bisa membuat pernyatan sebeÂlum turnamen dimulai,†lanjut kiper Bayern ini.
“Aku sudah dua kali melaÂwan Italia, hasil imbang di MiÂlan pada 2013 dan kekalahan di Warsawa di 2012. Bagiku, hal itu tidak menjadikan Italia seÂbagai momok kami. Aku menÂghubungkan sukses dengan Italia dan sepakbola Italia, dan turnamen-turnamen besar sepÂerti Piala Dunia 1990.â€
“Dengan FC Bayern beÂlum lama ini mengalahkan Juventus di Liga Champions, mengulang sukses kami tiga tahun lalu di perempatfinal di kompetisi yang sama. Aku menantikan pertandingannya dan mudah-mudahan kami bisa menang untuk membanÂgun momentun untuk musim panas,†tandas Neuer. (*/Net)