BOGOR, TODAY – Mantan Wakil Bupati Bo­gor, Karyawan Faturachman mencibir kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor yang tidak bisa mengurusi internal sendiri namun terkesan sok peduli terhadap permasalahan di luar.

“Jangan sok peka dengan menyoroti pem­bangunan seperti Stadion Pakansari yang me­mang sedang berjalan. Tidak ada nilai politis­nya sama sekali. Malah hanya membuat grogi para pelaksana,” ujarnya.

Karfat mengungkapkan itu setelah salah satu anggota dewan, Amin Sugandi ingin me­nyoroti pembangunan stadion berkapasitas 40 ribu kursi itu. “Paling juga ujung-ujungnya cuma memungut remah roti yang tersisa,” tu­kasnya.

Salah satu budayawan di Bumi Tegar Beri­man ini lebih lanjut mengatakan, siap men­gacungkan dua jempol apabila dewan berani mengusut pembangunan ruang sidang pari­purna yang masih terbengkalai.

BACA JUGA :  Sirkuit Rumpin Bakal jadi Semi Mandalika, Rampung Tahun 2025

“Masa sudah dua periode kepentingan­nya terganggu dan terhambat, lembaga ter­hormat itu diam saja seolah tidak terjadi apa-apa. Malah lebih suka melakukan sidang paripurna dengan numpang di gedung ekse­kutif,” katanya.

Dirinya menilai, jajaran legislatif tidak mau bekerja. “Atau mereka memang tidak mampu bekerja dan berpiki dengan hati yang lurus, bersih dan ikhlas,” tandasnya.

Namun, karfat merasa anggota dewan saat ini lebih banyak yang tidak mampu. Indikasin­ya juga bisa dilihat dari tidak bisanya mereka mempercepat proses pemilihan Wakil Bupati Bogor yang sudah menjadi tanggung jawab mereka.

BACA JUGA :  Jaro Ade Kantongi 10 Nama Pendamping di Pilkada 2024

“Saya yakin, ada persoalan pidana dalam pelaksanaan proyek gedung paripurna DPRD Kabupaten Bogor tersebut,” lanjutnya.

Mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor itu mensinyalir ada orang-orang dalam yang mengambil keuntungan dari proyek bermasalah tersebut. “Sekretaris DPRD yang dulu pasti tahu persoalannya,” ungkapnya.

Karfat pun menyayangkan, masalah ini ti­dak disikapi serius oleh penegak hukum.

“Lalu bagaimana dengan sikap lembaga penegak hukum polres dan kejari yg tidak pro­aktif? Tentu saja alasannya ‘demi keadilan ber­dasarkan ketuhanan yg maha esa,” cetusnya.

(Rishad Noviansyah)

============================================================
============================================================
============================================================