Tidak bisa dipungkiri, es krim disukai oleh semua kalangan. Dari anak kecil hingga dewasa, dari anak sekolah hingga mahasiswa. Belum lagi iklim tropis Indonesia sangat mendukung perkembangan bisnis es krim. Tapi, jika ingin terjun ke bisnis ini, pelaku usaha harus menelurkan inovasi dan kreativitas baru. Maklum saja, makin banyak menjamur usaha yang berbahan dasar es krim di tanah Air ini. Masih bingung? Silahkan intip peluang usaha dari Ice Cream Pan Hulala. Pihaknya juga menawarkan kemitraan.
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]
Kudapan es krim sudah tidak diragukan lagi kepopuleranÂÂnya di Indonesia. Berbagai inovasi produk es krim ramai dijajakan para pengusaha kuÂÂliner. Salah satu inovasi tersebut datang dari Cipto Aji Wibowo asal Magelang, Jawa Tengah. Dia menjual es krim yang dimasak di atas pan atau wajan berÂÂsuhu dingin lalu digulung dan disajikan di mangkuk es krim. Dia menamakan produknya Ice Cream Pan Hulala.
Usaha ini dia mulai sejak awal tahun 2015 dan langsung menawarkan kemiÂÂtraan usaha. Meski masih baru, Cipto sudah memiliki enam gerai. Rinciannya yakni satu gerai milik pusat di Magelang dan lima gerai lainnya milik mitra yang tersebar di Magelang, Kebumen, PurÂÂwokerto, dan Semarang.
“Sebentar lagi akan buka gerai baru di PeÂÂkanbaru, Medan, dan Makassar,” kata Cipto.
Paket investasi yang ditawarkan sebeÂÂsar Rp 18 juta. Dari situ, mitra berhak mendapatkan booth, peralatan lengkap seperti blender, mesin pan, stoples, dan alat promosi stand banner. Mitra juga akan mendapatkan bahan baku awal es krim sebanyak 6 kg. Setiap kilogram baÂÂhan baku bisa menghasilkan sekitar 20 cup es krim.
Harga jual es krim berkisar Rp 8.000− Rp 10.000 per cup. Dia menawarkan sekitar 12 varian rasa seperti cokelat, strawberry, vanila, jeruk, mangga, angÂÂgur, taro, green tea, blueberry, cappuciÂÂno, dan lainnya.
Cipto menargetkan mitra bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 12 juta− Rp 24 juta per bulan dengan target penÂÂjualan sekitar 50 cup−100 cup dalam seÂÂhari. Setelah dikurangi biaya pembelian bahan baku, sewa tempat, gaji pegawai dan biaya operasional lainnya, mitra maÂÂsih bisa meraup laba bersih sekitar 35% dari omzet tiap bulan. “Sehingga balik modal sekitar tiga bulan,” kata dia.
Cipto menjelaskan, cara penyajian es krim seperti miliknya yang bentuknya seperti kue semprong ini masih jarang ditemukan di banyak tempat. Proses pembuatannya pun bisa dilihat langÂÂsung oleh pembeli agar makin menarik perhatian.
Oleh sebab itu Cipto optimistis usahÂÂanya akan terus berkembang. Sepanjang tahun ini dia menargetkan bisa menamÂÂbah sekitar 80 gerai, milik pusat mauÂÂpun mitra. Cermati usahanya sebelum bergabung.
(KTN)