BOGOR TODAY – Menjadi pelaku usaha tentunya memerlukan kesiapan mental yang besar, karena para pelaku usaha sering kali dihadapkan pada kenyataan apakah mampu bertahan meraup keunÂtungan atau bahkan kerugian hingga haÂrus gulung tikar.
Kesiapan menerima hal buruk ini suÂdah dimiliki Edi Abah sejak 15 tahun siÂlam berkecimpung dalam usaha kecil. Edi yang dulunya seorang pengusaha tekstil, kini sudah sejak 2013 beralih usaha menÂjadi penjual siomay. Siomay Abah yang menjadi andalannya ini menjadi usaha utama yang coba dijalankannya.
“Kenapa beralih ke siomay? karena saya rasa usaha siomay banyak yang suka. Usaha tekstil yang saya rintis masih berÂjalan, tetapi saat ini diserahkan ke adik saya. Oleh karena itu, saya cari peluang usaha lainnya, akhirnya saya memilih usaha siomay,†jelasnya.
Perlu waktu sekitar dua bulan untuk Edi mempelajari cara membuat siomay. Dirinya mempelajari melalui internet, dan sering membaca serta memÂb e l i buku resep siomay. “Karena saya betul-betul tidak tahu cara buat siomay. AkhÂirnya saya pelajari sehingga lama-lama pun bisa, dan Alhamdulillah banyak yang suka,†ungkapnya.
Untuk memberikan hasil kualitas terÂbaik pada makanannya, Edi mengaku, pembuatannya siomaynya ini memperhaÂtikan kebersihan pembuatannya. IbaratÂnya, Edi menjual siomay ini memang unÂtuk dikonsumsi oleh keluarganya sendiri.
“Yang terpenting itu kualitasnya, saya tidak mau membuat asal dan mengesaÂmpingkan kebersihan makanannya. KareÂna jujur saja, keluarga saya pun sering mengkonsumsi siomay ini jadi saya pun tak mau keluarga makan-makanan yang tak jelas kualitas kebersihannya,†cerita Edi.