BANDUNG TODAY – Musim kemarau yang terjadi di hampir seluruh wilayah Jawa Barat telah mengancam hasil produksi padi. Kondisi tersebut diperparah dengan banyaknya saluran irigasi yang rusak.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jabar Hendi Jatnika memaparkan, berdasarkan data tanggal 28 Juni 2019, dari total luas sawah di Jabar yang mencapai 573.842 hektare, sebanyak 52.983 hektare terancam kekeringan.

Sedangkan luas sawah yang sudah terdampak kekeringan dengan tingkat kerusakan ringan, sedang, berat, hingga puso mencapai 12.048 hektare

BACA JUGA :  Dijamin Nambah Napsu Makan, Ini Dia Resep Sambal Cumi Asin dan Petai yang Lezat dan Sedap

“Untuk lahan sawah yang puso (gagal panen) mencapai 82 hektare yang tersebar di Sukabumi, Cianjur, dan Cirebon,” kata Jatnika, Rabu (3/7/2019).

Menurut Jatnika, dampak kekeringan tersebut umumnya terjadi pada sawah dengan kondisi irigasi yang rusak. Kerusakan irigasi membuat air yang sudah terbatas akibat kemarau tidak mengalir ke sawah.

Selain itu, sawah yang kekeringan pun berada di kawasan irigasi non teknis, yang meliputi sawah tadah hujan dimana air hanya mengalir pada saat musim hujan.

BACA JUGA :  Modus Sembuhkan Kesurupan, Guru Silat di Sampang Cabuli Muridnya

“Sawah yang terdampak kemarau karena airnya tidak ada. Karena irigasinya juga sudah tidak ada airnya disebabkan debit air dari sumbernya, seperti waduk, bendungan, mata air alam, atau lainnya turun drastis,” ujar Jatnika.

Tidak hanya itu, lanjut Jatnika, penyebab lainnya adalah adanya rebutan air irigasi. Pasalnya, aliran air irigasi tidak hanya digunakan untuk sawah, namun juga peternakan, peternakan, hingga industri.

============================================================
============================================================
============================================================