“Petani juga masih memaksakan menanam di lahan yang ketersediaan airnya tidak bisa dipastikan. Selain itu, juga karena ketidakdisiplinan petani dalam menetapkan kalender tanam (Katam),” tutur dia.

Pihaknya mengaku telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi gagal panen di Jabar, salah satunya melakukan standing crops atau menyelamatkan sejumlah tanaman padi yang masih hidup. “Yang masih memungkinkan, kami lakukan pompanisasi untuk mempertahankan tanaman yang masih hidup,” ungkap Jatnika.

Dalam program pompanisasi tersebut, pihaknya mengoptimalkan keberadaan Brigade Alsin atau Unit Pelayanan Jasa Alat (UPJA) Mesin Pertanian, khususnya dalam memobilisasi bantuan pompa air di wilayah yang terdampak kekeringan.

BACA JUGA :  DINAMIKA PILKADA KABUPATEN BOGOR KERING IDE DAN GAGASAN

“Adapun untuk lahan sawah yang masih memiliki ketersediaan air, bila memungkinkan ditanami palawija,” tandasnya.

Sementara itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan sejumlah pihak dan telah menggelar rapat dengan pengelola waduk dan irigasi untuk meminimalisasi dampak kekeringan.

BACA JUGA :  Cocok untuk Penderita Diabetes, Ini Dia 7 Cemilan yang Enak, Sehat, dan Aman

“Sudah kami rapatkan juga dengan pengelola bendungan-bendungan. Ada (Waduk) Cirata, Jatiluhur dan lain-lain,” ujar Ridwan Kamil.

Emil pun mengimbau masyarakat untuk melakukan penghematan air di musim kemarin ini. Dia juga berharap, antisipasi musim kemarau bisa dimaksimalkan lewat pantauan cuaca dari para pihak terkait, sehingga dapat dilakukan langkah-langkah antisipasi yang tepat. “Berharap cuaca ini bisa lebih termonitor secara akurat,” ujar dia. (net)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================