Oleh: VITA ALWINA DARAVONSKY BUSYRA
Wahyudi Askar dan Muhammad Zulfikar Rakhmat PhD student di University of Manchester
Bagi kami masyarakat muslim Indonesia yang setiap hari beribadah dan memegang teguh ajaran Islam, musibah itu terasa sangat menyakitkan. Kalian telah memfitnah agama Islam yang tidak penah mengajarÂkan kekerasan dan pembunuhan. Apakah kalian sadar bahwa denÂgan membunuh orang-orang atas nama Islam, kalian justru merenÂdahkan ajaran Islam itu sendiri?
Apakah kalian tidak pernah memikirkan bagaimana anggaÂpan masyarakat non-muslim saat mengetahui organisasi berlabelÂkan “Islam†menembaki orang-orang di jalanan secara brutal? Apakah kalian menginginkan masyarakat non-muslim memÂbenci ajaran Islam? Ataukah kaÂlian menginginkan situasi dimana kami masyarakat muslim dibenci oleh masyarakat non-muslim?
Jika kalian menginginkan perÂpecahan, itu tidak akan pernah terjadi di Indonesia. Kami maÂsyarakat Indonesia, Islam, KrisÂten Protestan, Katolik, Hindu dan Buddha, telah hidup berdampinÂgan ratusan tahun lamanya. Kami sangat memahami nilai luhur ajaran beragama sebagai ungkaÂpan kasih sayang dan menunjung tinggi nilai-nilai kemanusian.
Kami berbagi kebahagiaan, bukan ketakutan. Kami mencipÂtakan toleransi dan perdamaian, bukan kebencian.
Jika kalian tidak percaya, siÂlahkan datang ke Indonesia tanpa senjata, bawa kertas dan pena, catat dan saksikan keseharian kami. Maka kalian akan menemuÂkan dimana kami masyarakat InÂdonesia sudah muak dengan proÂvokasi atas nama agama.
Kepada saudaraku, pimpinan Islamic State, kami memahami kegeraman kalian atas peperanÂgan di berbagai belahan dunia yang ditenggarai didalangi oleh negara-negara Barat.
Kami juga membaca surat kabar bahwa kalian menargetkan simbol-simbol Barat sebagai saÂsaran terorisme. Saudaraku, kita butuh cara-cara yang lebih kongÂkrit dan cerdas untuk mencitakan perdamaian.
Entah kalian tahu, kami BangÂsa Indonesia telah melakukan upaya nyata untuk membantu saudara-saudara kami yang terÂtindas di Palestina. Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina yang telah beroperasi awal tahun 2016 ini adalah salah satu bentuk nyata kepedulian kami.
Tentara-tentara kami hari ini berjuang keras siang dan malam menjadi pasukan perdamaian di Lebanon. Saudara-saudara kami hari ini berjuang menjadi pejuang kemanusiaan di Suriah, Palestina dan Myanmar.
Jika itu belum cukup, tolong tunjukkan cara apalagi yang haÂrus kami lakukan daripada menyÂuruh orang-orang untuk melakuÂkan aksi terorisme di negara kami.
Hari ini kalian telah menÂgambil hidup orang yang tidak bersalah. Mereka yang bisa jadi membayar sadakah lebih dari yang kamu lakukan.
Mereka yang mungkin melakÂsanakan shalat malam dan menÂgamalkan kebaikan yang mungÂkin kalian tidak pernah tahu. Itu sangatlah menyakitkan. Tetapi semuanya akan segera kami luÂpakan.
Karena sekali lagi, kami meÂmilih untuk berpegangan erat menjaga tali persaudaraan, ketimbang bertuhankan pada ajaÂran kekerasan.
Apa yang telah kalian lakukan di Jakarta hari ini tidak akan memÂbuat kami terpecah. Masyarakat non-muslim akan semakin memeÂluk dan mencintai kami.
Masjid, Gereja, Pura dan WiÂhara akan tetap berpegang pada azaz toleransi. Kami tidak takut. Kami akan tetap bersama dan berjuang membangun bangsa dan menciptakan perdamaian dunia.
Untuk para pelaku teror diÂmanapun kalian berada. Kami tiÂdak tahu apa yang sedang kalian rencanakan untuk bangsa kami. Jika kalian membaca surat ini, kami mendoakan semoga kalian diberikan hidayah.
sumber: detik.com