Oleh : Yuska Apitya
[email protected]
UTANG Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2016 tercatat sebesar US$ 314,3 miliar atau tumbuh 3,7% (year on year). Berdasarkan jangka waktu asal, ULN berjangka panjang tumbuh melambat, sementara ULN berjangka pendek masih mengalami penurunan. Berdasarkan kelompok peminjam, ULN sektor publik tumbuh melambat, sedangkan ULN sektor swasta masih mengalami penurunan.
Bank Indonesia (BI) merilis, berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berÂÂjangka panjang. ULN berjangka panÂÂjang pada Mei 2016 mencapai US$ 275,5 miliar (87,6% dari total ULN) atau tumbuh 6,0% (yoy), lebih renÂÂdah dari pertumbuhan April 2016 yang sebesar 8,3% (yoy).
Sementara itu, ULN berjangka pendek pada Mei 2016 tercatat sebeÂÂsar US$ 38,8 miliar (12,4% dari total ULN) atau turun 10,1% (yoy), lebih dalam dari penurunan April 2016 sebesar 6,2% (yoy).
Berdasarkan kelompok peminÂÂjam, posisi ULN Indonesia sebaÂÂgian besar terdiri dari ULN sekÂÂtor swasta. Pada akhir Mei 2016, posisi ULN sektor swasta tercatat sebesar US$ 163,6 miliar (52,1% dari total ULN), sedangkan poÂÂsisi ULN sektor publik sebesar US$ 150,7 miliar (47,9% dari total ULN). ULN sektor swasta masih mengalami penurunan 3,5% (yoy) pada Mei 2016 setelah pada bulan sebelumnya turun 1,2% (yoy), seÂÂmentara ULN sektor publik tumbuh 12,8% (yoy) atau melambat dari buÂÂlan sebelumnya sebesar 15,7% (yoy).
Menurut sektor ekonomi, ULN swasta pada akhir Mei 2016 terkonÂÂsentrasi di sektor keuangan, indusÂÂtri pengolahan, pertambangan, serÂÂta listrik, gas dan air bersih.
Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,2%. Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pertumÂÂbuhan tahunan ULN sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih tercatat melambat. Sementara itu, pertumbuhan tahuÂÂnan ULN sektor pertambangan dan sektor keuangan mengalami konÂÂtraksi yang lebih dalam.
BI memandang perkembangan ULN Mei 2016 masih cukup sehat namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian. Ke depan, BI akan terus memantau perkemÂÂbangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal ini dimaksudkan unÂÂtuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas makro ekonomi.
Secara terpisah, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan anÂÂgka kemiskinan pada Maret 2015 sebesar 10,86% atau 28,01 juta orang. Jumlah ini menurun dibandÂÂingkan Maret 2015 yang tercatat 11,22% atau 28,59 juta orang.