graha-xlPerusahaan jasa telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk (EXCL) berencana melakukan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak 2,75 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Oleh : Alfian Mujani
[email protected]

Pelaksanaan HMETD ini diren­canakan berlangsung Mei 2016. Demikian disampaikan perseroan dalam keterbukaan informasinya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (1/2/2016).

Pemegang saham pengendali perse­roan yaitu Axiata Investments (Indonesia) Sdn.Bhd (Axiata) berencana melaksanakan haknya sesuai porsi bagian kepemilikan sa­hamnya (pro rata basis) dalam Penawaran Umum HMETD.

Apabila pemegang saham perseroan, Axi­ata, tidak melaksanakan HMETD yang dimil­iki olehnya dalam Penawaran Umum HMETD, maka kepemilikan pemegang saham perse­roan tersebut akan terdilusi dengan jumlah keseluruhan maksimum sebesar 8,2%.

BACA JUGA :  Jaro Ade Kantongi 10 Nama Pendamping di Pilkada 2024

Setelah aksi korporasi terlaksana, jum­lah modal ditempatkan dan disetor perse­roan akan bertambah menjadi 11,29 miliar dari posisi saat ini 8,54 miliar saham.

Saat ini, Axiata menguasai 66,4% saham XL Axiata. Ada pun sisanya sebanyak 33,6% dimiliki oleh publik.

Perseroan berencana menggunakan seluruh dana bersih penawaran umum HMETD untuk pembayaran kembali atas utang perseroan kepada pemegang saham sebesar USD 500 juta.

Untuk memuluskan rencananya terse­but, perseroan berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 10 Maret 2016.

Kerugian Berkurang

XL Axiata juga mencatat penurunan rugi bersih hingga mencapai 96,84% men­jadi Rp 25,338 miliar di sepanjang 2015, dibandingkan kerugian di tahun 2014 sebe­sar Rp 803,714 miliar.

Rugi per saham juga tercatat turun men­jadi Rp 3, dibandingkan posisi rugi di tahun 2014 sebesar Rp 95 per saham.

BACA JUGA :  Komisi III DPRD Kota Bogor Soroti Pembangunan 2 Unit Sekolah Satu Atap

Pendapatan perseroan sepanjang tahun 2015 juga turun tipis menjadi Rp 22,876 tril­iun, dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp 23,460 triliun.

Meski demikian, penurunan beban usaha jauh lebih besar diband­ingkan penurunan pendapatan sehingga perseroan masih mampu membukukan laba usaha.

Beban usaha perseroan me­rosot dari Rp 21,873 triliun di sepan­jang 2014 menjadi Rp 19,736 triliun di 2015. Perseroan juga mendapat­kan keuntungan dari penjualan dan sewa menara sebesar Rp 2,035 triliun. Sehingga perseroan mam­pu membukukan laba usaha sebe­sar Rp 3,139 triliun di sepanjang 2015. Lebih tinggi dibandingkan laba usaha di tahun 2014 sebesar Rp 1,586 triliun

============================================================
============================================================
============================================================