Kekayaan bos Djarum ini seÂnilai USD8,5 miliar per Maret 2013 versi Forbes. Dirinya dinoÂbatkan menjadi orang terkaya di Indonesia. Serta menduduki peringkat 131 Forbes BillionÂaires. Dia memiliki usaha di biÂdang perbankan dan tembakau. Budi juga terdaftar sebagai orang-orang kaya berdasarkan pemeringkatan dunia di peringÂkat 131.
2. Michael Hartono
Dia merupakan kakak dari R Budi Hartono. Kekayaannya menÂcapai USD8,2 miliar. Namun, poÂsisi kekayaan Michael berada di peringkat 138 Forbes Billionaires, serta menjadi nomor dua terkaya di Indonesia. Mempunyai bidang usaha yang sama dengan sang adik, dirinya berbagi kepemilikan saham di salah satu bank terbesar di Indonesia, yaitu BCA.
Michael juga terdaftar sebagai orang-orang kaya berdasarkan pemeringkatan dunia di peringÂkat 138. Hal ini membuat pemilik Grup Djarum, R Budi dan Michael Hartono, kembali didaulat menÂjadi orang terkaya di Indonesia. Duo bersaudara ini memiliki harta kekayaan sebesar USD15 miliar atau Rp175,4 triliun (kurs Rp11.695 per USD).
Apa saja kekayaan kedua saudaÂra Hartono tersebut? Aset kekayaannya antara lain, kepeÂmilikan 25 persen saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan memiliki 26 persen PT SaÂrana Menara Nusantara Tbk, operator menara telekomuniÂkasi. Dirinya juga merupakan pemilik perusahaan rokok terbesar ketiga di Indonesia, Djarum.
Perusahaan, yang berbasis di Kudus, Jawa Tengah, memÂberikan kontribusi sekira 19 persen dari 303 miliar batang rokok yang dijual di Indonesia pada 2012.
Kendati demikian, pada Desember 2013, pamor penÂgusaha Indonesia di kancah internasional tampaknya mulai terkikis. Dua orang terkaya InÂdonesia, yakni Michael dan R Rudi Hartono tidak diakui sebaÂgai yang terkaya.
Dalam data Bloomberg BilÂlionaire Index pada 2013, dua nama orang terkaya tersebut tidak ada lagi. Padahal, pada 2012 lalu, dua bos Grup DjarÂum tersebut masih terdaftar. Yakni, Rudi menempati perÂingkat 176 dan Michael menÂempati peringkat 177.
3. Keluarga Susilo Wonowidjojo
Keluarga Susilo WonowidÂjojo memiliki total kekayaan USD5,3 miliar. Dia mendapat sumber kekayaan dari penjuaÂlan tembakau, dan pengembanÂgan warisan. Pemilik perusaÂhaan rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) itu tampaknya mencatatkan kinerja yang meÂmuaskan pada 2014.
Pada 2011, perusahaan rokoknya memang mengalami masalah akibat hujan deras dan membuat penjualan Gudang Garam tertahan di USD5 miliar. Begitu juga tahun berikutnya, masih suram. Bahkan, Gudang Garam harus mengeluarkan biaya ekstra akibat kenaikan harga cengkeh menjadi Rp60 ribu per kg, naik hampir empat kali lipat.
Selanjutnya, aturan soal keÂmasan rokok yang harus memÂbuat gambar menyeramkan memperburuk situasi. Investor panik, akhirnya saham GGRM harus anjlok. Akibatnya, pada 2013, kekayaan Susilo turun sampai USD2 miliar, dan keÂkayaannya tertahan di USD5,3 miliar.
Tapi pada tahun lalu, dia kembali dengan kenaikan keÂkayaan USD2,7 miliar, yang membuat kekayaannya merÂoket menjadi USD8 miliar. Saham Gudang Garam telah melonjak hampir 60 persen, dibandingkan kenaikan IHSG yang hanya 6 persen.
4. Keluarga Putera Sampoerna
Pada 2008, keluarga Putera Sampoerna memiliki kekayaan yang dimilikinya USD1,5 miliar. Keluarganya menjual perusaÂhaan Sampoerna kepada Philip Morris pada 2005. Putera adaÂlah generasi ketiga dari keluÂarga Sampoerna di Indonesia. Dia adalah putra dari Aga SamÂpoerna dan cucu dari Liem Seeng Tee, pendiri perusahaan Sampoerna.
Pada 2013, keluarga Putera Sampoerna memiliki total keÂkayaan USD2,15 miliar. Pada 2010, Putera Sampoerna memiÂliki kekayaan USD2,3 miliar. KeÂluarga ini juga menjalankan bisÂnis mereka di Sampoerna Agro, yakni produsen utama minyak kelapa sawit dan inti sawit di Indonesia. Anak Putera SampoÂerna, Michael, seorang pemain poker profesional, yang juga menjadi komisaris presiden di perusahaan tersebut.
Diketahui, dia juga memiliki Sampoerna Strategic Square di pusat kota Jakarta. Adapun seÂbagian besar kekayaannya adaÂlah dari penjualan perusahaan rokok kretek untuk Philip MorÂris sejak 2005.
(OKZ/Apri)
============================================================
============================================================
============================================================