BOGOR, TODAY – Karakter bangsa InÂdonesia dikenal dengan karakter hidup bergotong royong, tolong menolong dengan sesama, hormat-menghormati, ramah taman dan sopan santun, suka bermusyawarah dan lain sebagainya. Cerminan itu juga dikonsensuskan dalam pemahaman PanÂcasila. Sayangnya, akhÂir-akhir ini ada kecenÂdrungan menurunnya nilai-nilai karakter yang dimiliki oleh sebagian anak sekolah. Sering kita saksikan tingkah polah para pelajar yang sudah di ambang baÂtas kewajaran. Dengan pakaian seragam sekoÂlah, mereka seenaknya keluyuran atau bolos saat jam pelajaran berÂlangsung, tawuran, merokok, narkoba hingga pergaulan bebas. Apakah itu sebagai indikasi kegagalan dunia penÂdidikan untuk membentuk karakter peserta didik? Ataukah ini pertanda kealpaan orang tua dan masyarakat dalam mengontrol prilaku anak di luar lingkungan keluarga?
Menyikapi persoalan itu, Dewan Pendidikan (Wandik) Kota Bogor mengÂgelar Forum Diskusi Terarah atau Focus Group Discussion (FGD) pada Selasa (18/08/2015) di ruang Dewan Pendidikan Kota Bogor, Jl. Julang No.7, Tanah Sareal, Bogor. Hadir sebagai pembicara, Ketua Wandik Kota Bogor, Dr.Ir.H.Apendi Arsyad, Msi dan Rizky Irawan, SE, MBA, motivator dari Cyber Business Institute. Dalam diskusi itu, para pembicara memandang pendidiÂkan karakter harus dijadikan sebagai landasan dalam upaya pembentukan kualitas karakter bangsa Indonesia.
Menurut Apendi, gejala sosial terseÂbut kerap selalu pertanggungjawaban dunia pendidikan formal atau sekolah. “Padahal tanggungjawab pembinaan yang terbesar sebenarnya adalah keÂluarga dari siswa atau siswi tersebut,†ujarnya. Karenanya, Apendi mengajak semua komponen untuk melakukan sinergitas antara sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat. “Maka ini akan menjadi tanggungjawab kita bersama untuk terus melakukan pemÂbinaan pemuda dan kesiswaan,†lanjut Dosen Fakultas Pertanian dan Pendiri Universitas Djuanda itu. Apendi menÂegaskan keinginan untuk membangun karakter generasi muda perlu tindakan dan perbuatan yaitu mendahului bukÂti, mengawali rasio, mengilhami kreatiÂvitas, memupuk kesabaran dan memÂbangun kekuatan. FGD yang digagas Wandik Kota Bogor sebagai kegiatan rutin itu, perwakilan sekolah dari SMA dan SMK, baik negeri maupun swasta, turut aktif berdiskusi dan saling memÂberi masukan demi proses pendidikan karakter yang bermutu di Kota Bogor.
(Rifky Setiadi)