Dodi Nandika menjelaskan, pihaknya telah melakukan proses kopregnasi kayu sengon, jabon, dan manii dengan menggunakan larutan khitosan untuk menghasilkan kayu terpadatkan berkualitas tinggi yang tahan rayap.

Dari aspek ekonomi teknologi kompregnasi kayu den­gan menggunakan khitosan sangat menguntungkan, meng­ingat bahan baku utama khitosan berasal dari limbah peri­kanan yang melimpah.

BACA JUGA :  Cemilan Lezat ala Rumahan, Ini Dia Resep Donat Panggang Oreo Kesukaan Anak

Sementara itu dari aspek ekologis, teknologi ini mendo­rong terjadinya efisiensi pemanfaatan sumber daya hutan Indonesia. “Kayu sengon, jabon dan mani adalah kayu cepat tumbuh. Ketiganya diimpregnasi dengan larutan khitosan 0,5 persen pada tiga perlakuan suhu yang berbeda yaitu 150 derajat, 170 dan 190 derajat selama 90 menit,” katanya.

BACA JUGA :  Terlalu Banyak Konsumi Teh Lemon Ternyata Miliki Efek Samping, Simak Ini

Ketiganya dikempa hingga ketebalannya berkurang 50 persen dengan perlakuan suhu berbeda selama 60 menit. “Hasilnya menunjukkan kayu terpadatkan yang diperoleh memiliki ketahanan terhadap serangan rayap tanah yang lebih baik jika dibandingkan dengan kayu yang tidak mengalami kompregnasi,” ujarnya.

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================