Usianya baru 8 tahun. Tapi ReuÂben Paul sudah menjalankan aktivitas layaknya bos eksekutif muda. Paul di usianayayang sangat belia, telah mengukir sejarah dunia. Ia menjadi CEO Prudent Games Inc, perusahaan pencipta aplikasi permainan untuk anak-anak dan pengguna dewasa. Siapa dia sebenarnya?
(Yuska Apitya Aji)
BOCAH laki-laki ini sangat senang berÂmain komputer dan mengutak-atik kode-kode. Berbeda dari bocah lain seusianya, kesenangannÂya ini menjadikannya sebagai CEO sebuah perusahaan dan pakar keamanan di usia belia.
 Reuben Paul, berasal dari Austin, Texas, Amerika Serikat, tercatat sebagai CEO Prudent Games, sebuah startup yang menghasilkan aplikasi game. Anak laki-laki keturunan InÂdia ini juga punya perhatian tersendiri terhadap keamanan internet.
Tak heran, seperti dikutip dari Times of India, Senin (9/11/2015), siswa Harmony School of Science, Austin, TexÂas, ini sudah memiliki sertifiÂkasi keahlian keamanan cyber, pengembangan aplikasi dan hacking sekaligus.
Menariknya, di lingkungan praktisi keamanan cyber, bocah murah senyum ini juga dikenal sebagai pembicara yang disegaÂni. Paul kerap disibukkan denÂgan berbagai seminar berskala besar, di mana dia berbagi menÂgenai isu-isu keamanan cyber.
Yang terbaru, pekan lalu, Paul berbicara di Ground Zero Summit 2015. Ini adalah ajang berkumÂpulnya ahli dan peneliti keaÂmanan sekaligus salah satu konÂferensi hacker terbesar di dunia.
Karena minatnya terhadap keamanan cyber itu pula, Paul membuat aplikasi yang meÂmungkinkan pengguna memÂbuat password yang aman. Dia terlihat fokus pada privasi pengÂguna. “Moto perusahaan kami yaitu belajar dan bermain. Kami ingin fokus pada privasi Anda,†sebutnya.
Selain itu, melalui Prudent Games, Paul juga cukup banyak membuat permainan edukatif bertema keamanan, antara lain Cracker Proof, yang mengajarÂkan tentang password dan Crack Me If you Can, yang memaparÂkan serangan ganas dan berbaÂhaya. Game ini digambarkan sebagai cara yang asyik untuk belajar membuat password yang kuat. Paul bahkan menjamin layÂanan password besutannya tak mudah dibobol penjahat cyber atau pengguna yang iseng. “Ini cukup kuat, orang lain tak bisa membobol dan cukup mudah bagi Anda untuk mengingatnya,†terang Paul yang kini duduk di bangku sekolah dasar Harmony School of Science.
Bocah ini ternyata tak jago kandang saja. Pada September lalu, ia telah berbicara di depan ratusan profesional pada konfeÂrensi keamanan informasi DerÂbyCon 4.0 di Kentucky, AS. TeÂranyar, pada awal bulan ini, Paul telah menjadi pembicara kunci pada penutupan Konferensi KeaÂmanan Houston 2014.
Paul mengaku awalnya meÂmang tegang berbicara di depan ratusan orang profesional, naÂmun seterusnya ia mampu menÂgendalikan diri tampil di depan khalayak. “Pertama kali saya merasa gugup, tapi kemudian saya punya energi melakukanÂnya. Saya benar-benar memiliki waktu yang menyenangkan,†ujar bocah berkacamata itu.
Tak Merasa Bos
Ia bercerita awalnya, menÂciptakan aplikasi saat diminta membuat tugas dalam progam kelas berbakat. Paul pun akhÂirnya memilih platfrom digital untuk membuat karyanya.
Meski menjadi CEO, ia masih dipandu oleh sang ayahnya. MeÂnariknya ayahnya menjalankan peran sebagai mitra sekaligus karyawan. Tapi Paul tak merasa canggung. “Saya tak keberatan jika ayah saya menjadi mitra saya dan saya senang dia bisa bekerja dengan saya. Saya tak berpikir secara teknis, saya ini adalah bosnya,†ujarnya.
Dalam mendirikan perusaÂhaan game, Paul tak hanya menÂgurusi bisnis saja. Ia mengemban memiliki misi edukasi bagi pengÂguna agar lebih mendapatkan perlindungan pada platfom digiÂtal. “Saya ingin anak-anak lain aman di dunia siber, sebab dunia kita saat ini telah menjadi siber,†tandasnya.