Mengapa Presiden Joko Widodo ngotot melanjutkan program pembangunan sejuta rumah setiap tahun? Jawabannya ini: Ada 25 juta keluarga di Indonesia tak mampu beli rumah, ada 800.000 pengantin baru setiap tahun yang membutuhkan rumah.
Oleh : Alfian Mujani
[email protected]
Untuk menjawab tantangan itulah, program sejuta ruÂmah yang digagas Presiden Jokowi kembali diÂlanjutkan di 2016. Dari sisi pembiayaan, anggaran yang disediakan bahkan meningkat hampir 2 kali lipat ketimbang 2015.
Dana pembiayaan perumaÂhan yang dimaksud disalurÂkan dalam bentuk fasilitas likuiditas pembiayaan peruÂmahan (FLPP) dengan manÂfaat antara lain memiliki suku bunga yang sangat rendah yakni 5%, angsuran ringan dan tetap selama masa tenor angsuran hingga uang muka yang rendah.
“Dana FLPP (Fasilitas LiÂkuditias Pembiayaan PerumaÂhan) di tahun 2016 dialokasiÂkan sebesar Rp 9,23 triliun untuk memfasilitasi pembiÂayaan rumah sebanyak 87.390 unit,†ujar Direktur Jendral Pembiayaan Perumahan KeÂmenterian PU dan PerumaÂhan Rakyat Maurin Sitorus di Hotel Sahid, Jakarta, Senin (9/11/2015).
Berdasarkan catatan, taÂhun 2015 ini alokasi dana FLPP yang disediakan adalah Rp 5,1 triliun. Artinya, alokasi di tahun 2016 tersebut menÂgalami kenaikan hingga 80% dibandingkan tahun 2015.
Bila dana ini habis, masyarakat tidak perlu khaÂwatir karena Pemerintah juga menyiapkan bantuan pembiÂayaan perumahan lainnya di tahun 2016.
Selain dana FLPP, PemerinÂtah di tahun 2016 juga menyeÂdiakan dana untuk Bantuan Uang Muka (BUM) PerumaÂhan sebesar Rp 1,22 triliun. Dana ini diberikan kepada masyarakat yang memenuhi persyaratan, dengan bantuan yang Rp 4 juta per rumah. “Ada sekitar 306.000 unit rumah yang akan mendapat bantuan uang muka Rp 4 Juta per rumah,†kata dia.
Berikutnya, ada pula SubÂsidi Selisih Bunga (SSB) sebeÂsar Rp 2 triliun untuk memÂfasilitasi pembiayaan 386.644 unit rumah. Ada perbedaan mendasar antara rumah yang dibiayai FLPP, BUM dan SSB. Rumah yang dibiayai penuh dengan FLPP pembiayaan dibantu dari berbagai aspek yakni uang muka bisa hanya 1 %, bunga cicilan ringan hanya 5% hingga subsidi uang muka Rp 4 juta.
Untuk BUM, bantuan yang diberikan hanya uang muÂkanya saja yakni Rp 4 juta per rumah. Sedangkan SSB, fasilitas yang diberikan hanya saat melakukan cicilan yakni disubsidi bunga kredit pemÂbiayaan perumahan sehingga yang ditanggung masyarakat hanya 5% saja.
Maurin Sitorus menjelasÂkan, target 1 juta rumah setaÂhun tersebut angka yang tidak bisa ditawar dan harus dipeÂnuhi karena masih tingginya angak backlog atau kurang pasok perumahan. Saat ini saja ada sebanyak 13,5 juta backlog di Indonesia.
Angka backlog tersebut menggambarkan jumlah kepala rumah tangga yang belum memiliki rumah. “BerÂdasarkan konsep kepemiÂlikan, angka backlog tercatat sebesar 13,5 juta di 2014,†kata Maurin dalam diskusi soal program 1 juta rumah di Hotel Sahid, Jakarta, Senin (9/11/2015). Hadir dalam disÂkusi kali ini juga diantarannya Direktur BTN Mansyur S NasÂution, Direktur Utama Sarana Multuigriya Finansial (SMF) Raharjo Adisusanto. (dtc)