JAKARTA, TODAY — The Legatum Institute mengeluarkan daftar indeks kemakmuran negara-negara dunia tahun 2015. Berdasarkan data inÂdeks kemakmuran tersebut, Indonesia berada di urutan ke-69 dari 142 negara. DenÂgan ranking baru ini, posisi Indonesia naik 21 peringkat dibanding tahun sebelumÂnya yang di peringkat 90.
“Indonesia mengalami perkembangan lebih dari negara manapun di dunia selama tujuh tahun terakhir, naik 21 tempat ke peringkat 69 tahun ini,†demikian pernyataan dari The Legatum Institute, sebagaimana dikutip Dream dari laman Legatum Institute, Selasa (10/11/2015).
Berdasarkan indeks yang dikeluarkan lembaga yang berbasis di London, Inggris, itu, indeks ekonomi Indonesia berada di peringkat 39. Indeks bidang kewirausaÂhaan dan kesempatan kerja Indonesia beÂrada di posisi 90.
Sementara berdasarkan indeks pemerÂintahan, Indonesia menempati posisi 78. Peringkat yang sama juga di peroleh IndoÂnesia dalam indeks pendidikan. Di bidang kesehatan, Indonesia berada di peringkat 93. Peringkat 70 di bidang keselamatan dan keamanan, serta posisi 21 di bidang sosial capital.
Sedangkan, indeks kebebasan Individu Indonesia masih berada di luar 100 besar. Dari 142 negara yang diteliti, indeks kebeÂbasan Individu Indonesia berada di ke-123.
Meski mengalami kemajuan paling pesat di dunia, Indonesia masih kalah jauh dengan negara-negara di Asia TengÂgara lainnya. Lihat saja Singapura. Negara tetangga itu nangkring di posisi 17 dalam daftar kemakmuran ini. “Singapura adalah negara dengan ekonomi paling sukses di dunia,†jelas The Legantum.
Singapura mentereng di posisi satu dalam indeks ekonomi. Negeri yang daÂratannya tak lebih luas dari Jakarta itu menjadi negara ke dua dengan pendapaÂtan perkapita tertinggi di dunia, yaitu sekitar Rp556 juta. Sekitar 47% ekspor manufaktur Negeri Singa itu merupakan teknologi canggih, tertinggi ke tiga di duÂnia.
Sementara Malaysia menempati uruÂtan 44 sebagai negara paling makmur versi The Legatum Institute, Thailand di posisi 48, Vietnam 55. Negara Asia TengÂgara lainnya yang masuk dalam penelitian ini adalah Indonesia di peringkat 69, FiliÂpina yang berada di posisi 74, Laos 95, dan Kamboja menempati peringkat 112.
Sementara, negara dengan indeks keÂmakmuran paling tinggi di dunia adalah Norwegia. Disusul oleh Swiss di posisi ke dua, Denmark posisi ke tiga, Selandia Baru posisi ke empat, dan Swedia posisi ke lima.
Kemudian Kanada, Australia, Belanda, Finlandia, dan Irlandia, berturut-turut menempati posisi ke enam hingga ke sepuÂluh. Sementara, Republik Afrika Tengah, Afghanistan, Haiti, Chad, dan Burundi menÂempati lima terbawah dalam daftar ini.
The Legatum Institute yang meruÂpakan lembaga think tank dan pendidikan internasional dengan fokus peningkatan kemakmuran ini mengklaim data yang mereka kumpulkan untuk menentukan inÂdeks kemakmuran 142 negara ini mewakili 96% populasi dunia dan 99% GDP dunia.
Pendapatan Perkapita
Pada 2014 lalu, Bank Dunia merilis dafÂtar negara-negara terkaya di dunia, yang disusun berdasarkan produk domestik bruto per kapita. Produk domestik bruto per kapita adalah produk domestik bruto (PDB) dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
Ada yang menarik dalam daftar itu, yakni jumlah kekayaan Macau (Tiongkok), yang terkenal sebagai hub judi kasino terbesar di dunia telah menyusul Swiss. Menurut data Bank Dunia, jumlah PDB per kapita negara bekas jajahan koloni PortuÂgis tersebut melonjak menjadi USD91.376 pada 2013, dari sebelumnya USD77.196.
Bank Dunia menyebutkan hanya Luksemburg, Norwegia, dan Qatar yang benar-benar kaya dari pengolahan kekayÂaan alamnya. Namun, kabar buruk dari Macau pada tahun ini yakni, pendapatan industri judi kasino di wilayah itu menurun untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir, karena penjudi mengalihkan perÂhatian mereka ke Piala Dunia.
Industri perjudian di Macau pada taÂhun lalu mengejutkan publik dengan lapoÂran pendapatan mencapai USD45 miliar, atau melonjak tujuh kali lipat dibandingÂkan pendapatan pada tahun sebelumnya sebesar USD6,5 miliar.
Dalam daftar itu, Indonesia masuk menjadi peringkat ke 108 dengan PDB per kapita sebesar USD3.475, setelah GuateÂmala, Armenia, dan Georgia. “Kita patut bersyukur, jumlah PDB per kapita Tanah Air, lebih baik dari Sri Lanka, Maroko, Filipina, India, Pakistan, dan lainnya,†kata Menkeu, Bambang Brodjonegoro, pekan kemarin.
Bambang mengatakana, Indonesia dalam lima tahun terakhir menjadi sorotan dunia, karena pertumbuhan ekonominya relatif stabil saat banyak negara –teruÂtama di Eropa dan Amerika– masih berÂjuang keluar dari resesi global 2007-2008. Periode itulah yang seharusnya menjadi momentum bagi Indonesia sebagai kekuaÂtan ekonomi baru. “Stabilnya ekonomi negeri ini dalam setengah dekade terakhir –merujuk pada pertumbuhan yang selalu di kisaran 5-6 persen per tahun– rupanya sudah mulai diulas media-media massa mancanegara,†kata dia.
(Yuska Apitya Aji)