12424479_1541836206132506_861282648_nMasih ingatkah Anda mengenai gantungan kunci anti begal yang sempat menyita perhatian publik beberapa waktu lalu? Gantungan kunci yang diproduksi terbatas oleh online shop Evriz Souvenir and Craft. Kreativitas tersebut datang dari sang pemilik, laki-laki inspiratif berusia 28 tahun, Rizki Auliadi.

Oleh : Hesti Amelia
[email protected]

Laki-laki yang akrab disapa Rizki ini bukan anak yang berasal dari keluarga berada. Ia hanya seorang lulusan SMA yang mera­sakan sulitnya mencari peker­jaan. “Saya berusaha mencari pekerjaan kemana-mana dan berkali-kali ditolak,” terang Rizki sambil tersenyum.

Rizki mengaku sempat depresi karena sulitnya mendapat pekerjaan, hingga suatu hari ia tidak sengaja mendengar doa sang ibu. “Saya ingat betul ibu mendoakan saya sambil menangis,” kat a Rizki dengan mat a berkaca-kaca. Semenjak itu Rizki bangkit dan berjanji akan membahagiakan ibu dan keluarganya kelak.

Akhirnya ia mencoba berbagai peker­jaan kasar untuk memenuhi kebutuhan ke ­luarga. “Saya sempat menjadi pemulung, pengamen, bahkan kuli bangunan,” ujar Rizki. Usaha-usaha tersebut nyatanya tidak berhasil. Kebutuhan Rizki dan keluarga tet ap tidak terpenuhi.

Suatu hari seorang kerabat memberi­kan buku yang berisi mengenai kerajinan tangan berbahan dasar clay (sejenis ta­nah liat). Rizki membaca buku itu dengan seksama, kemudian ia tergerak untuk mu­lai bereksperimen, membuat kerajinan tangan dari clay yang ia beli dari uang hasil penjualan kasur bekas. Tidak hanya sam­pai di situ, Rizki kemudian memasarkan hasil kreasi clay yang telah ia buat. Rizki menjelaskan dengan semangat, “Saya jual produk eksperimen itu di pinggir jalan dan ternyata laku.” Katanya.

Respon yang baik dari masyarakat seki­tar memacu Rizki kembali memutar otak untuk memperluas pasar. “Kalau jualan di ping gir jalan, yang membeli hanya sebatas mereka yang lewat jalan itu saja,” tambah Rizki.

Akhirnya ia memutuskan untuk mema­sarkan produk melalui media sosial karena dinilai sedang trend di kalangan anak muda, yang jadi target pasar utamanya. “Saat ini jual beli via internet menjadi trend tersend­iri bagi anak muda. Mereka adalah pangsa pasar utama Evriz Souvenir and Craft (nama toko online Rizki),” terang Rizki.

Promosi melalui media sosial ternyata mendatangkan keuntungan yang lumayan. Rizki mulai kedatangan order dari lu ar neg­eri. “Setelah pemasaran dilakukan melalui media sosial, datang banyak pesanan dari luar negeri, seperti Brunei Darussalam dan Korea Selatan,’’ tuturnya.

Walaupun pesanan sudah dat ang dari berbagai penjuru dunia, Rizki tetap me­miliki harapan agar produknya meraja di negeri sendiri. “Saya berharap produk Evriz Souvenir and Craft lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke,” kata Rizki.

Ia kemudian mencari media promosi yang lebih efektif untuk memperkenalkan produknya di dalam ne geri. L alu seorang kerabat menggiringnya ke sebuah online marketplace, Tokopedia. “Sistem yang di­tawarkan Tokopedia tidak hanya memberi kenyamanan kepada pembeli, namun juga bagi penjual online seperti saya,” terang bapak satu anak ini. Rizki juga menyatakan bahwa Tokopedia membantunya merang­kul lebih banyak konsumen dalam negeri.

Evriz Souvenir and Craft menjual ak­sesoris wanita terut ama anting dan min­iatur ser t a gantungan kunci. Harga anting mulai Rp. 25.000, miniatur Rp. 250.000 dan gantungan Rp. 150.000. Harga bisa juga hing ga ratusan ribu karena memung­kinkan custom produk jadi harga tergan­tung tingkat kesulitan. “Modal awal dulu banget tidak sampai Rp. 100.000 karena bahannya masih tepung terigu, untuk omset sekarang perbulan Rp. 30.000.000- Rp. 70.000.000,” te­gasnya.

“Saat ini produk Evriz Souvenir and Craft lebih dikenal oleh masyarakat In­donesia,” kata Rizki. Peningkatan order membuat Rizki harus membangun se­buah toko offline guna meningkatkan ha­sil produksi dan memenuhi permintaan pembeli. Kesuksesan yang ia raih saat ini tidak membuat Rizki melupakan masa-masa sulit yang sebelumnya ia alami. Bercermin dari masa lalunya, Rizki kini mempekerjakan anak-anak muda berlatar pendidikan rendah, yang sehari-hari ber­profesi sebagai pengamen, untuk mendu­kung proses produksi di toko offline-nya yang terletak di bilangan Bogor.

Sukses menurut Rizki adalah ketika dia berhasil membawa dampak bagi lingkun­gan sekitar. “Kesukse san adalah saat dima­na kita mampu dan mau mengabdi kepada sekitar, membuat orang-orang yang ada di sekitar kita menjadi lebih baik,” ujar Rizki dengan lantang.

Selain mengelola Evriz Souvenir and Craft, Rizki juga aktif member ikan pela­tihan, baik dari segi kreativitas, maupun promosi produk. Ia aktif tercatat sebagai seorang trainer di sebuah komunitas UKM, Kampung Wisata Bisnis Tegal Waru. Adalah sebuah kepuasan tersendiri bagi Rizki jika kegiatan berbisnis juga diimban­gi dengan kegiatan berbagi. “Jika bekerja hanya ditujukan untuk mengejar materi, kita tidak akan pernah merasa puas, maka sebaiknya kita tidak lupa mendedikasikan diri kepada sekitar,” pungkasnya.

============================================================
============================================================
============================================================