IMG_20160518_150554BOGOR,TODAY -Jajanan pinggir jalan satu ini tentu tak asing lagi bagi para penikmat kuliner. Seblak menjadi salah satu jajanan favorit para remaja. Seblak yang dijual di Jalan Raya Pem­da Bogor ini sama seperti seblak pada umumnya namun, sensasi rasa pedas yang ditawarkan di tempat ini sesuai dengan namanya yaitu Raja Seuhah yang memiliki arti raja pedas.

Dhemas Dwi, merupakan anak ke dua dari pendiri usaha seblak Raja Seuhah. Dirinya kini diper­cayai menjadi pengelola beberapa cabang tersebar di beberapa wilayah Bogor. Meski usianya masih terbi­lang muda, Dhemas sukses mengelo­la jajanan yang berasal dari Bandung ini dengan baik.

Dhemas bercerita, awal mula sang ayah yang bernama membuka Raja Seuhah dimulai pada tahun 2013 dengan hanya mengandalkan gerobak kecil yang ‘mangkal’ di dae­rah Cibinong.

“Dulu saya jualan masih meng­gunakan gerobak. Pernah saya sam­pai dikejar Satpol PP, wah hal itu jadi pengalaman yang tak bisa terlupak­an buat saya,” ungkapnya kepada BOGOR TODAY, Rabu (18/5/2016).

Niat untuk memajukan usaha ini membuat Dhemas di tahun 2015 me­mutuskan untuk mencoba mendiri­kan tempat usaha yang permanen. Lokasi yang dipilihnya adalah di Jalan Raya Pemda Karadenan, Bogor.

Siapa sangka, meski hanya ber­jualan jajanan seblak, Raja Seuhah kini memiliki lima cabang, dian­taranya di depan Bojong Depok Baru 1, Bojong Depok Baru 2, dekat Polres Bojonggede, Ciawi, dan Kedi­ri. “Jika yang di Kediri, itu dikelola oleh kakak saya,” ungkap Dhemas.

Dhemas menjelaskan, modal awal yang dikeluarkan, diakuinya mencapai hingga Rp 15 juta.

“Awal dana itu kami keluarkan un­tuk membut gerobak serta bahan-ba­han lainnya. Setelah memiliki tempat sendiri, mungkin ada penambahan sewa tempat, kursi dan meja, sehing­ga totalnya menjadi hampir Rp 30 jutaan­lah,” paparnya.

Kisaran harga untuk seblaknya ini dimulai dari Rp 8 ribu hingga Rp 20 ribu. Rasanya pedas dan porsinya pun terbilang banyak. Menu andalan Raja Seuhah ada seblak original Rp 8 ribu, seblak makaroni Rp 8 ribu , seblak mie Rp 9 ribu, seblak kikil Rp 10 ribu, seblak kor­net Rp11ribu, seblak otak-otak Rp 11 ribu dan seblak campur jumbo Rp 20 ribu.

Maraknya saingan di Kota Bogor tak membuat Dhemas gentar dan ta­kut. Dirinya tetap optimis seblaknya bakal terus diincar oleh para pembeli.

“Saya rasa seblak menjadi makanan ber­tahan seperti bakso dan mie ayam. Seblak pasti bisa jadi makanan hits kedepannya, jadi saya tidak takut dengan kom­petitor lainnya,” jelasnya.

Dalam sehari, keun­tungan dari setiap ca­bang diaku Dhemas bisa mencapai Rp 1 juta. “Ya Alhamdulillah, dari se­luruhnya dalam sehari bisa mencapai keuntungan Rp 5 juta,” ujar Dhemas.

(Winda Herviana)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================