ANN memperingatkan orangtua agar hati-hati menangani anak yang mengalami hipertenÂsi. Sebab hipertensi bisa merusak otot janÂtung. Jika otot jantung rusak, kekuatan janÂtung memompa darah akan terganggu. Lama-kelamaan, pasien menÂgalami gagal jantung yang berujung kemaÂtian. Selain itu, juga dapat menyerang pembuluh darah. Pasien bisa terÂkena serangan jantung.
Terapinya, a n a k- a n a k diberi obat pengontrol t e k a n a n darah, sepÂerti yang digunakan pasien deÂwasa. Obat-obatanbaÂru dapat diberikan jika telah diketahui secara pasÂti jenis peÂnyakitnya. Hanya, doÂsisnya disesuaikan dengan usia dan berat badan si anak.
Kesehatan anak-anak pun haÂrus terus dipantau. Sebab ada efek samping dari obat-obatan yang diberikan. Cairan tubuh dapat terÂganggu. “Makanya, perlu terus diÂmonitor,†kata dia. Setelah pasien minum obat, tekanan darah akan turun. Tapi itu tidak berarti penyaÂkitnya hilang.
Selain itu, mulai lakukan diet garam pada anak jika anak positif mengalami gangguan tekanan darah tinggi sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan.
Pengobatan hipertensi pada anak tergantung dari derajat berat ringannya hipertensi dan penyakit yang mendasarinya. Pengobatan tanpa obat (nonfarmakologik), biÂasanya digunakan pada remaja denÂgan hipertensi primer dalam derajat ringan.
Pengobatan terdiri atas perubaÂhan pola makan dengan mengurangi garam dalam makanan sehari-hari, olahraga, menurunkan berat badan, mengurangi stres, berhenti merokok dan minum alkohol dan menghentiÂkan pemakaian obat-obatan yang menyebabkan hipertensi.
Sedangkan, tindakan operasi biÂasanya ditujukan untuk mengobati penyebab hipertensi sekunder yang berkaitan dengan penyakit ginjal, penyakit pembuluh darah ginjal dan koarktasio aorta.
(Latifa Fitra/NET)
Bagi Halaman