Menurutnya, hal tersebut jus­tru harus didengarkan sebagai bahan koreksi bagi Pemerintah Kabupaten Bogor. “Itu bagian dari protes yg mungkin selalu mereka rasakan. Jadi wajar kalau ada aksi atau demo untuk mengungkapak­an aspirasinya,” kata Wasto.

Wasto menilai, jika masalah yang sering dirasakan warga lalu meminta solusinya ingin ber­gabung dengan Bekasi, maka tidak sederhana juga. Jika ingin men­gubah administrasi wilayah terse­but sebagai bagian dari Kota Beka­si, belum tentu menjadi solusi.

BACA JUGA :  Pengurus BPPD Kota Bogor Dilantik, Bima Arya Beri Masukan Ini

“Apakah permintaan atau kes­impulan itu sudah sedemikian dipikirkan atau karena hanya sekedar memang ingin diperha­tikan karena tidak puas dengan kepemerintahan Kabupaten Bo­gor,” tutur Wasto.

Wasto lebih memilih Pemkab Bogor memperhatikan sungguh apa saja keluhan warga yang menjadi masalah. Selanjutnya, pemkab bersama warga bisa mempertimbangkan solusi yang terbaik.

Wajar, kata Wasto, jika Pemer­intah Kota Bekasi mempersilah­kan mereka bergabung. “Mereka kan warga Indonesia, Bekasi juga wilayah indonesia. Siapapun yang mau hidup di indonesia mencari tempat nyaman, harus diterima dengan lapang dada,” jelas Wasto.

BACA JUGA :  Wakil Wali Kota Bogor Hadiri Halalbihalal di Gedung Sate

Keluhan banjir dan telatnya Pemkab Bogor merespon bantuan menjadi salah satu alasan warga perumahan Villa Nusa Indah ingin bergabung dengan Bekasi. Letak perumahan tersebut juga berdeka­tan dengan Perumahan Pondok Gede Permai yang kerap terjadi banjir, namun warga Villa Nusa Indah beranggapan Pemkot Bekasi lebih cepat tanggap saat ada ben­cana. (Rishad Noviansyah)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================