Kemudian yang kedua berkaitan dengan pembahasan RUU tax amnes­ty atau pengampunan pajak. “Selain revisi anggaran, ada juga sentimen yang terkait dengan penetapan kebi­jakan tax amnesty,” imbuh Leo.

Lebih khusus Leo menilai kebi­jakan tax amnesty akan membantu mengurangi risiko fiskal serta merin­gankan beban anggaran pemerintah. “Pada Juni-Agustus merupakan peri­ode paling critical buat market. Kalau Juni tax amnesty diloloskan, maka revenue bisa teramankan,” ucap Leo.

BACA JUGA :  Minuman Pelepas Dahaga dengan Es Cincau Serut Gula Merah yang Manis Pas

Dalam pandangan Leo, apabila risiko fiskal bisa diatasi pemerintah, maka lembaga rating internasional, Standard & Poor’s akan menetapkan Indonesia berstatus layak investasi. “Faktor S&P yang akan memberikan rating, seharusnya memberikan dam­pak positif terhadap market,” katanya.

BACA JUGA :  Resep Membuat Ikan Asin Sambal Belimbing, Perpaduan Asam Asin Pedas

Selain faktor domestik tersebut, masih ada faktor eksternal yang akan mempengaruhi pasar, yakni peruba­han struktur kebijakan ekonomi Chi­na dan Amerika Serikat, terutama wacana The Federal Reseve untuk menaikkan tingkat suku bunga yang akan mempengaruhi nilai tukar ru­piah.(Yuska Apitya/net)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================