JAKARTA, TODAY—Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan potensi kenaikan harga pangan khususnya minyak goreng dan gula pasir. Kenaikan dua bahan pokok ini dipicu banyaknya industri rumaÂhan yang memproduksi kue untuk Lebaran.
“Yang patut diwaspadai minyak goreng kemudian gula pasir yang sudah persiapan untuk bikin kue-kue,†kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo di Kementerian Koordinator Perekonomian, JaÂkarta Pusat, Selasa (31/5/2016).
Menurutnya kenaikan dua bahan pokok tersebut tidak terÂlalu signifikan. Meskipun tidak terlalu besar, kenaikan harga minÂyak goreng dan gula pasir masih perlu tetap diwaspadai. “Nggak terlalu ngerek (naik), standar saja. tidak terlalu ngerek juga tapi meÂmang ada,†tutur Sasmito.
Sedangkan beras mengalami penurunan harga lantaran baru memasuki musim panen di berÂbagai daerah. Karena masih banÂyak tersedia di pasar, harga beras masih belum menyentuh harga normal. “Beras masih turun, kan kemarin musim panen ya. Musim panennya di bulan April sampai ke Mei masih kena,†imbuh Sasmito.
BPS menjamin gejolak beberÂapa harga pangan di pasar bulan Mei ini masih aman. “Kita harapÂkan aman. Ada beberapa yang naik beberapa yang turun, nggak tahu nanti di Juni,†tutup Sasmito.
BPS mencatat penurunan harÂga beras pada Mei 2016 dibandÂingkan bulan sebelumnya. SeirÂing masa panen raya yang masih berlangsung sejak bulan lalu. Hal yang sama juga berlaku terhadap cabai yang mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelÂumnya. Sementara bawang merah dan daging ayam naik.
Diperkirakan pada Mei 2015, akan terjadi inflasi yang tidak terÂlalu besar. Menurut Sasmito, hal tersebut cukup biasa menjelang masuknya bulan Ramadhan. “InÂflasi Mei agak relatif aman, tidak besar. Kalau pun inflasi tidak besar lah,†papar Sasmito.
Bawang Terkontrol
Mulai berlangsungnya panen raya di sejumlah sentra produksi, membuat harga bawang merah mengalami penurunan. Selain itu, kebijakan pemerintah yang mengimpor 2.500 ton juga dikhaÂwatirkan akan membuat harga bawang di petani semakin anjlok.
Menteri Perdagangan (Mendag), Thomas Lembong, menÂgungkapkan pemerintah, lewat Perum Bulog, menjamin akan menyerap bawang merah petani di harga Rp 15.000/kg. Bawang tersebut kemudian akan dijual di harga Rp 25.000/kg.
“Bawang merah serap harga di petani Rp 15.000/kg. Kita targetkan di tingkat konsumen Rp 25.000/kg,†kata Lembong usai rapat koorÂdinasi di kantor Kementerian PerÂtanian, Ragunan, Jakarta, Selasa (31/5/2016). “Seperti saya singgung sebelumnya, pemerintah tugaskan BUMN tertentu untuk penyerapan dari petani maupun pengecerannya supaya efektif,†tambahnya.
Dia mengungkapkan, skema harga pokok pembelian (HPP) minÂimum dan jaminan harga bawang merah tersebut hampir sama denÂgan yang dilakukan Bulog pada beras. “Pemerintah koordinasi internal, satu sisi, pemerintah puÂnya komitmen sejahterakan petani dan jaga harga wajar di konsumen dengan HPP minimum kepada petani,†ujar Lembong.
Lewat kebijakan tersebut, sambung dia, petani tak perlu khaÂwatir harga anjlok pasca panen raya dan dampak impor. “PemerinÂtah berikan BUMN tugas. Jadi petÂani nggak perlu khawatir, berapa pun impornya, petani jual ke BuÂlog dengan harga tersebut. Kalau ada pedagang yang beli di atas Rp 15.000/kg yah syukur,†katanya.
Hadir dalam rakor koordinasi tersebut Menteri Pertanian AmÂran Sulaiman, Menteri BUMN Rini Soemarno, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya, Dirut Bulog Djarot KuÂsumayakti, dan sejumlah pejabat eselon I dan II kementerian terÂkait.
(Yuska Apitya/dtk)
Bagi Halaman