Di ujung ronde pertama, Daud sempat dibuat jatuh berÂlutut oleh Coria. Namun, ia maÂsih mampu bangkit dan melanÂjutkan pertarungan.
“Saya terkena lucky blow, pukulan yang nggak sengaja. Terkena pukulan yang nggak jelas arahnya di bagian muka. Tapi, itu hal yang lumrah di tunju. Yang paling penting saya memenangi pertarungan dan membawa sabuk juara ini ke Indonesia,†ujar Daud dalam e-mail yang diterima detikSport.
Di ronde-ronde berikutnya, Daud tampil agresif. Dari ronde keenam hingga kedelapan, beberapa hook Daud berhasil mengenai Coria, yang lantas membuat petinju berusia 33 taÂhun itu berusaha memeluk unÂtuk meredam serangan Daud.
Kendati sudah mendapatÂkan beberapa pukulan, Coria masih tetap bertahan. AlÂhasil, Daud pun meraih saÂbuk juara kelas ringan WBA Internasional lewat angka.“Memang banyak petinju Amerika Latin yang tidak muÂdah ditaklukkan, levelnya ukup tinggi. Dan setiap pertarungan saya semakin lama semakin meningkat dan seperti kita liÂhat tadi, Coria cukup memberi perlawanan.†imbuhnya.
“Karena saya disiplin menÂdengarkan corner saya, DaÂmianus (kakaknya, red), Craig (Christian, pelatihnya) dan mereka memebrikan instruksi yang sangat bagus. Terbukti tadi semua sesuai dengan harapan.â€
“Dan khususnya berkat doa dari masyarakat IndoneÂsia, khususnya orang tua saya, saudara saya, dan bapak angÂkat saya, bapak Osman Sapta sehingga saya bisa membawa sabuk ini ke Indonesia. Ini menjadi kebanggaan untuk kita semua dan praktisi tinju menyebut saya sebagai ‘Last of the Mohican’ di tinju IndoneÂsia. Terima kasih atas support-nya,†pungkasnya. (Imam/net)