IMG_20160531_171103BOGOR TODAY – Per­nah berkerja di pabrik boneka selama 8 ta­hun membuat Jumi­nah atau yang akrab disapa Kumkum ini memutuskan un­tuk membuka usa­ha boneka sendiri. Boneka memang sejatinya selalu menjadi barang bu­ruan terutama untuk anak-anak.

Kumkum mendiri­kan Wisnu Toys sejak ta­hun 2010. Ia memproduksi dan memasarkan produk di Jalan Raya Tajur Nomor 59 RT 03/07, Kelurahan Muara Sari, Bogor.

Hingga saat ini, Kumkum sudah me­nyebar produk Wisnu Toys ke berbagai dis­tributor hingga keluar pulau Jawa. Produk boneka Wisnu Toys semakin laris karena menjadi kepercayaan berbagai bank untuk memproduksi boneka sebagai souvenir bank tersebut.

“Alhamdulillah saat ini ada dua bank yang mempercayai saya untuk membuat boneka souvenir. Kedua bank ini jika meme­san bisa mencapai 1000 buah boneka,” ung­kap ibu satu orang anak ini.

Mendirikan usaha memanglah tak selalu berjalan mulus. Kumkum mengaku, 3 ta­hun awal produksi adalah saat-saat terberat dalam perjalanan usahanya. Namun berkat kegigihannya, Ia pun saat ini bisa meraup manisnya keuntungan.

“Tiga tahun awal itu berat sekali, pengel­uaran lebih besar dari pemasukan. Tapi saya terus berjuang sambil berdoa. Alhamdulillah semua berjalan dengan baik hingga saat ini,” jelasnya.

Kumkum bercerita, modal awal produksi Wisnu Toys mengeluarkan dana hingga Rp 20 juta untuk alat dan material. Hingga saat ini, Kumkum dibantu oleh 9 pegawai yang berkerja ditempatnya.

Selain boneka, Wisnu Toys juga menjual berbagai macam jenis lainnya seperti kar­pet, matras, bantal dan sandal. Seluruhnya dibuat dengan konsep kartun yang leg­endaris maupun kartun yang sedang kekinian.

Harga Surpet (Kasur Karpet) dengan ukuran 200×140 centime­ter dijual seharga Rp 700 ribu. Untuk jenis kartun, warna dan ukuran diakui Kumkum bisa di­pilih sesuai permintaan pesan­an. Untuk boneka standar, kisarannya ada di Rp 70 ribu hingga boneka berukuran jumbo Rp 250 ribu. Se­lain itu, ada juga guling dan bantal lembut seharga Rp 70 ribu. “Saya memproduksi sandal selimut yang lucu, kisaran­nya hanya Rp 15 ribu hingga Rp 50 ribu saja,” paparnya.

Omzet kotor dalam perbu­lan diakui Kumkum bisa men­capai Rp 50 juta. Omzet tersebut diluar untuk kebutuhan bahan, material, hingga penggajihan karyawan.

Banyaknya pesaing pengrajin boneka tak membuat Kumkum gentar dan patah semangat. Ia justru mengaku terus mem­perbaiki kualitas agar produknya tetap laris dipasaran.

“Tentunya dalam berbisnis kita harus punya strategi, dan harus memperhatikan kualitas. Wisnu Toys tetap mengedepankan kualitas untuk menjaga kepercayaan kon­sumen,” jelasnya (Winda Herviana

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================