Kedua, kata Sudrajat, meningkatÂkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. “Ketiga, meningkatkan hablumminannas (hubungan dengan sesama manusia), terutama berupa bakti sosial (baksos) di akhir acara PintÂer Ramadhan,†paparnya.
Sudrajat menambahkan, Pinter RaÂmadhan ini lebih dari pesantren kilat (sanlat) yang umumnya digelar oleh berbagai sekolah pada bulan RamadÂhan. Pertama, waktunya lebih lama, yakni seminggu. Umumnya sanlat hanÂya tiga hari.
Kedua, metodologi yang dipakai dalam Pinter Ramadhan ini mengÂgabungkan beberapa metode sekalÂigus. Termasuk di dalamnya ceramah, diskusi interaktif, dan praktik ibadah. “Dengan demikian, diharapkan siswa lebih memahami materi yang disamÂpaikan dan lebih membekas di dalam hati,†tuturnya.
Sudrajat mengemukakan, ke deÂpan, Pinter Ramadhan ini diharapkan menjadi ikon Sekolah Bosowa Bina InÂsani. Artinya, menjadi ciri khas SBBI yang tidak dipunyai sekolah-sekolah lain. “Pada tahun-tahun mendatang, kami juga akan meningkatkan Pinter Ramadhan. Kegiatannya tidak hanya dilaksanakan pada siang hari, tapi juga pada malam hari atau bermalam,†ujarnya.
Hal tersebut, kata Sudrajat, berÂtujuan agar ada hubungan emosional antara guru dan murid, dan melatih keÂbersamaan serta kemandirian,’†papar Sudrajat. (Latifa Fitria)