Keterlibatan Tito bertugas di Poso membuat dia menulis buku bertajuk “Indonesian Top Secret: Membong­kar Konflik Poso” yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama tahun 2008. Dalam cover buku tersebut, Kapolri Jenderal Sutanto menuliskan, “Saya bangga dan menaruh penghargaan kepada penulis, yang disela kesibu­kannya masih sempat berbagi pengal­aman dinasnya selama melaksanakan Operasi Investigasi di Poso.”

Penugasan Tito berlanjut ta­hun 2009 ketika bergabung dalam tim penumpasan jaringan terorisme pimpinan Noordin Mohammad Top. Selama bergabung dalam tim dan dianggap sukses tersebut, pria kela­hiran Palembang, 26 Oktober 1964, itu telah mendapat kenaikan pangkat yang luar biasa.

Bahkan kenaikan pangkat terakhir yang luar biasa terlihat ketika Tito han­ya menjabat delapan bulan sebagai Kapolda Metro Jaya sejak Juni 2015 hingga Maret 2016, dan langsung di­promosikan sebagai Kepala BNPT.

BACA JUGA :  Menu Makan Malam dengan Bihun Goreng Sapi yang Lezat Gurih dan Praktis

Sejumlah jabatan lain yang per­nah diduduki Akademi Kepolisian An­gkatan 1987 ini yaitu Kapolda Papua pada 3 September 2013, Asisten Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan Anggaran, Kepala Densus 88 AN­titeror Polri 2009-2010, Kepala Den­sus 88 Antiteror Polda Metro Jaya 2004-2005, hingga Sekretaris Pribadi Kapolri 1997-1999.

Sebagai calon tunggal Kapolri dan sebagai pejabat publik, secara rutin Tito berkewajiban melaporkan kekay­aannya ke negara. Harta Tito termu­takhir tercatat Rp 10.291.675.823. Kekayaan Tito diketahui berdasar­kan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) KPK yang dikutip de­tikcom pada Rabu (15/6/2016). Tito terakhir melapor pada 20 November 2014 saat menjadi Asisten Perenca­naan Umum dan Anggaran Kapolri.

BACA JUGA :  Cara Membuat Rolade Ayam Klasik Spesial yang Simple dam Lezat

Tito juga melaporkan harta bergerak lainnya yang berasal dari hasil sendiri dan perolehan tahun 1991 hingga 2014 dengan nilai jual Rp 10.000.000 serta logam mulia yang berasal dari hasil sendiri dan hibah perolehan tahun 1998 hingga 2006 dengan nilai jual Rp 150.000.000. Mantan Kapolda Metro Jaya ini juga memiliki giro dan setara kas lainnya yang diperoleh dari hasil sendiri seni­lai Rp 1.827.719.823.

Tito memiliki utang berupa pin­jaman barang Rp 2.917.785.000 dan utang kartu kredit Rp 76.000.000. Setelah jumlah aset di­kurangi utang, maka total kekayaan Tito adalah Rp Rp 10.291.675.823.

(Yuska Apitya Aji)

 

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================