Menurut Joko, desain RTH telah ada sejak dua atau tiga tahun lalu dan disampai­kan ke Bupati Bogor. Namun, baru pada 2016 ini, direspon dan mulai diperhatikan seir­ing dengan gembar-gembor pengembangan Situ Front City di pusat pemerintahan Bumi Tegar Beriman. Peren­canaan pun, kata Joko sudah selesai dengan menghabis­kan anggaran Rp 60 juta dari APBD 2016 Kabupaten Bogor.

Sementara Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Wawan Haikal Kurdi menjelas­kan, untuk RTH ini pihaknya meminta Pemkab Bogor tidak mengambil dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan.

BACA JUGA :  Jaro Ade Kantongi 10 Nama Pendamping di Pilkada 2024

“Kalau dana kompen­sasi dari over KDB, oke lah. Toh titik-titiknya sudah ada. Tapai kalau CSR, saya rasa jangan. Karena CSR tetap harus diperuntukkan kepada masyarakat atau hajat hidup orang banyak,” kata politisi Golkar itu.

Sebelumnya, Kepala Badan Perencaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah berniat menggandeng pihak swasta untuk mengembangkan RTH di Bumi Tegar Beriman. Sep­erti PT Antam, Chevron dan lainnya.

Ia pun tak segan untuk memberikan mereka kelelu­asaan memberi nama taman yang sumber dananya dari mereka. “Ya terserah, mau nama taman Chevron lah atau taman Antam. Itu kami beri keleluasaan. Karena mereka dan perusahaan lain, saya rasa CSR-nya sudah ba­gus. Tinggal sekarang mem­buat taman untuk kita,” tan­dasnya.

BACA JUGA :  Serahkan SK PPPK, Bima Arya Tekankan Integritas dan Loyalitas

Ifah pun tak ingin Kabu­paten Bogor hanya menjadi jalur perlintasan warga dari Jakarta ke Bogor atau Sentul. “Sekarang begini, kalau kamu naik mobil, mau turun di Tol Sentul, atau Cibinong? Ke­banyakan pasti Sentul karena mereka punya kawasan wisa­ta. Nah ini juga tengah kami pikirkan untuk memajukan perekonomian Kabupaten Bo­gor,” pungkasnya.

 

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================