Menurut Joko, desain RTH telah ada sejak dua atau tiga tahun lalu dan disampaiÂkan ke Bupati Bogor. Namun, baru pada 2016 ini, direspon dan mulai diperhatikan seirÂing dengan gembar-gembor pengembangan Situ Front City di pusat pemerintahan Bumi Tegar Beriman. PerenÂcanaan pun, kata Joko sudah selesai dengan menghabisÂkan anggaran Rp 60 juta dari APBD 2016 Kabupaten Bogor.
Sementara Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Wawan Haikal Kurdi menjelasÂkan, untuk RTH ini pihaknya meminta Pemkab Bogor tidak mengambil dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan.
“Kalau dana kompenÂsasi dari over KDB, oke lah. Toh titik-titiknya sudah ada. Tapai kalau CSR, saya rasa jangan. Karena CSR tetap harus diperuntukkan kepada masyarakat atau hajat hidup orang banyak,†kata politisi Golkar itu.
Sebelumnya, Kepala Badan Perencaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah berniat menggandeng pihak swasta untuk mengembangkan RTH di Bumi Tegar Beriman. SepÂerti PT Antam, Chevron dan lainnya.
Ia pun tak segan untuk memberikan mereka keleluÂasaan memberi nama taman yang sumber dananya dari mereka. “Ya terserah, mau nama taman Chevron lah atau taman Antam. Itu kami beri keleluasaan. Karena mereka dan perusahaan lain, saya rasa CSR-nya sudah baÂgus. Tinggal sekarang memÂbuat taman untuk kita,†tanÂdasnya.
Ifah pun tak ingin KabuÂpaten Bogor hanya menjadi jalur perlintasan warga dari Jakarta ke Bogor atau Sentul. “Sekarang begini, kalau kamu naik mobil, mau turun di Tol Sentul, atau Cibinong? KeÂbanyakan pasti Sentul karena mereka punya kawasan wisaÂta. Nah ini juga tengah kami pikirkan untuk memajukan perekonomian Kabupaten BoÂgor,†pungkasnya.